Berapa Banyak Daud Membayar Untuk Tempat Pengirikan?


Berapa yang Daud Bayar Untuk Tempat Pengirikan?
Berapa yang Daud Bayar Untuk Tempat Pengirikan?
Siapa yang tidak kenal sosok Daud? Daud diimani bukan hanya oleh orang-orang Kristen, akan tetapi juga diimani oleh orang-orang Islam sebagai seorang nabi utusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Beliau adalah ayah dari Nabi Sulaiman atau Salomo di dalam Alkitab Kristen. Akan tetapi kita tidak akan membahas tentang kisah Daud ataupun perjalanan hidupnya, yang akan kita bahas pada tulisan kali ini adalah salah satu kontradiksi di Alkitab mengenai berapa sebenarnya yang dibayar Daud untuk tempat pengirikan. Untuk mengetahui kebenarannya mari kita simak Alkitab itu sendiri, perhatikanlah ayat Alkitab di bawah ini,

Maka Daud memberikan kepada Ornan sebagai bayaran tempat itu emas seberat enam ratus syikal. (1 Tawarikh 21 : 25)
Setelah itu bandingkanlah dengan ayat yang satu ini,

Tetapi berkatalah raja kepada Arauna: "Bukan begitu, melainkan aku mau membelinya dari padamu dengan membayar harganya, sebab aku tidak mau mempersembahkan kepada TUHAN, Allahku, korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa." Sesudah itu Daud membeli tempat pengirikan dan lembu-lembu itu dengan harga lima puluh syikal perak. (2 Samuel 24 : 24)

Jikalau kita perhatikan dengan seksama, pada kitab pertama Tawarikh pasal 21 ayat ke 25 disebutkan bahwa Daud membayar tempat itu seharga 600 syikal, sedangkan pada kitab kedua Samuel pasal 24 ayat ke 24 disebutkan bahwa Daud membeli tempat pengirikan dengan harga 50 syikal. Jikalau kita lihat kedua ayat di atas sangat bertentangan sekali dan jumlahnya begitu jauh sekali, yakni antara 600 dan 50 syikal, terpaut sebesar 550 syikal.
Yang ingin saya tanyakan manakah yang berasal dari Tuhan dan mana yang tidak, karena tidak mungkin keduanya berasal dari Tuhan. Kalau keduanya berasal dari Tuhan berarti Tuhan berbeda-beda dalam menyampaikan wahyu-Nya. Tidak mungkin Tuhan mewahyukan sesuatu berbeda dengan yang lainnya. Kalau kita baca konteks ayatnya, baik ayat sebelum ataupun sesudahnya akan kita dapati hal yang sama. Akan tetapi kenapa bisa berbeda dalam hal ini? Apapun jawabannya itu akan tetap menunjukkan adanya kontradiksi di dalam Alkitab. Mau itu alasannya ada kesalahan saat penyalinan naskahnya ataupun kerusakan teks naskahnya, semua alasan itu tidak akan membuat Alkitab bebas dari kontradiksi.

Kalau kita perhatikan memang bukan menjadi rahasia lagi bahwa Alkitab terdapat kontradiksi dan para ahli Kristen tampaknya menerima hal tersebut. Karena tidak ada lagi hal yang bisa dihindarkan lagi, kalaupun mereka bersikeras tidak terdapat kontradiksi di dalamnya maka sudah jelas dengan mata kepala mereka sendiri bahwa memang terdapat kontradiksi di Alkitab. Tetapi dengan diterimanya kontradiksi di Alkitab menunjukkan bahwa Alkitab bukan lagi 100% firman Tuhan dan sudah terdapat banyak campur tangan manusia di dalamnya. Dan hal ini sudah terjadi semenjak awalnya, sudah terjadi semenjak pengumpulan naskah yang begitu banyaknya. Terkadang saya heran dengan orang Kristen yang dengan bangganya menyatakan bahwa mereka memiliki 24 ribu naskah Alkitab yang membuktikan bahwa Alkitab adalah firman Tuhan. Saya katakan bahwa banyaknya naskah tidak membuktikan apapun tentang keaslian Alkitab dan perlu untuk diketahui bahwa di antara sekian banyak naskah tersebut tidak ada 2 yang sama.

Maka dari itu saya mengundang teman-teman saya yang Kristen untuk kembali kepada jalan yang benar, yaitu Islam. Untuk apalagi kita menunggu kebenaran yang sudah jelas di mata kita dan untuk apalagi kita menganut suatu keimanan yang salah jika sudah jelas di mata kita. Kita hidup di dunia ini untuk menganut suatu kepercayaan yang benar, bukannya yang salah. Bukankah begitu? Maka dari itu masuk Islamlah, agama yang datang dari Tuhan dan tidak terdapat kesalahan di dalamnya. Kalau tidak percaya bukalah Al-Quran, baca terjemahannya dan bukalah dada kita lapang-lapang saat membacanya, jangan memandang Al-Quran dengan kebencian jika belum pernah membacanya. Setelah itu rasakan sendiri dampak dan pengaruhnya, karena Al-Quran adalah firman Allah yang benar, tidak ada kekurangan ataupun kesalahan di dalamnya. Jikalau memang kebenaran sudah tampak di depan mata kita maka terimalah kebenaran tersebut dengan lapang dada dan jikalau kesalahan sudah tampak jelas di depan mata kita maka tinggalkanlah dengan lapang dada juga.
Semoga Allah memberi hidayah kepada orang-orang Kristen untuk masuk ke dalam agama Islam.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment