Hukum Berdzikir Dengan Tangan Kiri


Hukum Berdzikir Dengan Tangan Kiri
Hukum Berdzikir Dengan Tangan Kiri

Berdzikir dan bertasbih kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah perkara ringan yang dilakukan namun sangat besar keutamaannya. Sampai-sampai Allah Ta’ala sendiri yang memerintahkannya di dalam kitab-Nya yang mulia.

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (Q.S. Al-A’raaf : 205)

Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. (Q.S. Al-Anfaal : 45)

Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. (Q.S. Al-Insaan : 25)

maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), (Q.S. Al-Hijr : 98)

Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh, (Q.S. Ar-Ruum : 17)

Dan masih banyak sekali ayat-ayat Al-Quran yang memerintahkan kita untuk berdzikir dan bertasbih kepada Allah Jalla Jalaluh.

Berdzikir itu hendaknya dilakukan di setiap waktu dan di setiap kegiatan kita. Misalnya kita sedang duduk-duduk, sedang santai, sedang berbaring, sedang bekerja, dan terlebih lagi saat seusai sholat. Banyak sekali dzikir-dzikir yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita, termasuk dzikir sesudah sholat. Bahkan saya salut melihat banyak sekali orang begitu bersemangat untuk berdzikir sebagaimana tuntunan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini tentu saja disebabkan kecintaan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya yang begitu besar.

Saking karena semangatnya mereka berdzikir sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada yang bertanya “Bagaimana hukum berdzikir/bertasbih dengan tangan kiri?”

Jawaban saya adalah lebih afdhol dan paling afdhol adalah berdzikir/bertasbih dengan tangan kanan, yaitu dengan jari-jari tangan kanan kita. Hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Sahih Sunan Abu Daud hadits dari jalan ‘Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu bahwa dia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghitung tasbih dengan tangan kanannya.” Hal itu juga didukung dengan banyak hadits yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak melakukan perkara-perkara mulia/baik mendahulukan yang kanan, seperti makan, minum, menyisir rambut, masuk masjid dan lain-lain.

Akan tetapi kalau ingin bertasbih/berdzikir dengan tangan kiri juga tidak mengapa, diperbolehkan dan tidak haram karena tidak ada dalil tentang hal ini. Namun sebagai pecinta Nabi Muhammad ibn ‘Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menjadi petunjuk kita untuk mengikuti semua yang dipraktekkan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apa yang diperintahkan kepada kita maka kita taati tanpa melihat apakah itu sunnah atau wajib, apakah itu memiliki faedah, apakah keutamaannya besar dan lain sebagainya.

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Q.S. Al-Baqarah : 285)

Jadi setiap yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam wajib bagi kita mentaatinya. Sami’na wa atho’na, kami dengar dan kami taat.

Jadi hukum berdzikir/bertasbih dengan tangan kiri itu boleh. Akan tetapi lebih afdhol dan paling baik adalah menggunakan tangan kanan (jari tangan kanan). Karena itu adalah tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment