Hati-Hati Bermaksiat di Kala Sepi


Hati-Hati Bermaksiat di Kala Sepi
Hati-Hati Bermaksiat di Kala Sepi
Mencegah Maksiat - Allah menciptakan kita untuk mengabdi kepada-Nya, untuk beribadah kepada-Nya. Tetapi sayang sekali masih banyak kita bermaksiat kepada Allah. Masih banyaksekali kemaksiatan dan perbuatan dosa yang kita lakukan. Padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberikan kita nikmat yang begitu banyak, kesehatan, harta, pakaian, oksigen dan lain sebagainya. Mana letak rasa syukur kita kepada Allah? Mana letak rasa taqwa kita kepada Allah? Kita mengaku-ngaku sebagai umat Islam, kita mengaku-ngaku sebagai umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita mengaku-ngaku sebagai hamba Allah, tetapi mana bentuk ketaatan kita kepada Allah? Apakah cuman sekedar di lisan saja? Mana buktinya?


Ketahuilah, perbuatan maksiat hanyalah kenikmatan sementara dan akan mendatangkan murka Allah Ta’ala. Allah tidak akan meridhoi setiap perbuatan maksiat, baik itu yang nampaknya maksiat kecil maupun maksiat besar. Allah amat murka kepada hamba-Nya yang berbuat maksiat apalagi jika hamba-Nya itu tidak bertobat dan terus saja berbuat maksiat.

Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus. (Q.S. Al-Qiyaamah : 5)

Perbuatan maksiat adalah salah satu cara syetan menyesatkan umat manusia. Syetan terus saja membujuk manusia agar berbuat maksiat sehingga jauh dari Allah ‘Azza Wa Jalla. Syetan membuat kita memandang indah perbuatan maksiat yang kita lakukan.

Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, (Q.S. An-Naml : 24)

Itulah janji syetan kepada Allah

Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (Q.S. Shaad : 82)

Maka dari itu kalau kita ingin berbuat maksiat ingatlah bahwa itu adalah siasat dari syetan untuk menyesatkan kita dari jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Apalagi kalau kita ingin bermaksiat di kala sepi, kita menjauh dari kebanyakan manusia, diam-diam menyendiri ke suatu tempat dan melakukan maksiat. Kita mungkin dapat lolos dari manusia, tetapi kita tidak akan dapat lolos dari Allah.

mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan. (Q.S. An-Nisaa’ : 108)


Orang-orang mungkin tidak melihat kita, orang-orang mungkin tidak tahu kita bermaksiat. Tetapi Allah Tabaraka Wa Ta’ala tahu, Allah itu Maha Melihat, Allah Maha Mengetahui, Allah tahu kalau kita berbuat maksiat sekalipun orang-orang tidak ada yang mengetahuinya.

Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Q.S. Al-Israa’ : 30)

Allah itu selalu bersama kita di manapun kita berada

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Hadiid : 4)

Bahkan Dia lebih dekat daripada urat leher kita sendiri

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (Q.S. Qaaf : 16)

Jangan mengira kita bisa lolos dari Allah, meskipun umat manusia tidak tahu kita berbuat apa di kala sepi, akan tetapi Allah tahu. Allah selalu mengawasi kita dan Dia akan menjadi saksi atas kita.

Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Q.S. Yunus : 61)

Bukan hanya Allah saja yang mengetahui, para malaikat yang berada di sebelah kita juga selalu mengawasi perbuatan kita.

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Infithaar : 10-12)

Jadi berhati-hatilah kalau ingin bermaksiat di kala sepi, fikirkanlah matang-matang kalau tidak sanggup merasakan azab Allah.

Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan. (Q.S. Yunus : 7-8)

Karena kelak semua rahasia kita akan dibongkar Allah dan akan ditampakkan semuanya.

Pada hari dinampakkan segala rahasia, maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong. (Q.S. Ath-Thaariq : 9-10)

Taubatlah dan berhati-hatilah dalam berbuat, ingat bahwa Allah selalu melihat kita dan ingatlah bahwa ada malaikat yang selalu mengawasi kita.

Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment