Istilah dan Sifat-Sifat Dakwah

Istilah dan Sifat-Sifat Dakwah
Istilah dan Sifat-Sifat Dakwah
Dakwah menurut bahasa adalah seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama. Adapun pengertian dakwah menurut istilah dapat dilihat pada uraian di bawah ini.

Mendorong manusia untuk melaksanakan kebaikan, petunjuk, perintah kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar agar mereka mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.


Ada beberapa istilah yang merupakan sinonim dakwah, yakni sebagai berikut.

1. Tabligh
Tabligh berarti penyampaian, yaitu penyampaian ajaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada umat manusia. Orang yang menyampaikan ajaran itu disebut mubaligh. Pengertian tabligh dijelaskan dalam dua ayat berikut.

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Q.S. Al-Maa’idah : 67)

(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan. (Q.S. Al-Ahzaab : 39)

2. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Amar ma’ruf nahi mungkar berarti member perintah untuk melaksanakan kebaikan serta mencegah, menolak dan melarang kemungkaran. Penjelasan mengenai hal tersebut dapat kita temuka pada ayat berikut ini.

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali ‘Imran : 104)

3. Mauizah
Mauizah adalah pengajaran dengan cara yang baik. Pengajaran tuntunan Islam harus dilakukan dengan cara yang baik, hal itu sebagaimana dijelaskan di Al-Quran,

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl : 125)

4. Tausiyah
Tausiyah adalah nasihat atau tindakan saling member nasihat, member wasiat, memberi peringatan, serta bertegur sapa dalam kebenaran dan kesabaran. Pengertian tersebut dijelaskan Al-Quran pada Surah Al-‘Ashr

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al-‘Ashr : 1-3)

5. Takzir
Takzir adalah peringatan kepada sesama agar memelihara diri dan keluarganya dari api neraka serta menyadari kesalahan dan dosa-dosanya sehingga bisa bertaubat kepada Allah Jalla Jalaluh. Pengertian tersebut dijelaskan Al-Quran pada ayat berikut.

oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat, (Q.S. Al-A’laa : 9)

Berdakwah wajib dilakukan setiap muslim menurut kemampuannya. Berdakwah bukan hanya kewajiban para ‘ulama, kiyai atau ustadz. Kemajuan Islam tidak tergantung pada misi tertentu, sebagaimana terdapat dalam agama lain. Oleh karena itu, setiap muslim mempunyai kewajiban menyampaikan setuan agama kepada masyarakat yang menerima.


Dakwah mempunyai beberapa sifat berikut ini.

a. Dakwah Bersifat Jelas dan Tegas
Risalah Islam merupakan risalah yang jelas dan tegas. Tidak ada kekaburan di dalam dasar, cara dan tujuannya. Secara jelas, Islam memisahkan iman dan kafir, baik dan buruk, hak dan batil serta mahmudah dan mazmumah. Misalnya syahadat yang kita baca adalah ucapan yang tegas, jelas, jauh dari kerumitan, dan sangat mudah dimengerti.

b. Dakwah Bersifat Luas (Universal)
Ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ajaran yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik pribadi maupun kemasyarakatan, baik di dunia maupun di akhirat. Dakwah Islam ditujukan untuk seluruh umat manusia, bukan untuk bangsa, kaum atau golongan tertentu saja.

c. Dakwah Bersifat Humanis
Dakwah Islam menggunakan ukuran-ukuran nilai kemanusiaan dalam tingkah laku pribadi dan pergaulan dengan sesama manusia. Dakwah Islam mengajarkan untuk meninggalkan sikap egoistik dan materialistik.

d. Dakwah Bersifat Luwes
Dakwah Islam disampaikan dengan cara dan media yang luwes dan fleksibel, tetapi materi dakwahnya tetap, yaitu prinsip-prinsip ajaran Islam yang telah baku.

e. Dakwah Bersifat Tadrij (Berangsur-angsur)
Agar berhasil, dakwah Islam dilakukan secara berangsur-angsur dan sedikit demi sedikit. Hal itu sesuai dengan fitrah manusia yang tidak mampu menerima berbagai pengajaran yang diberikan dalam satu waktu dan seketika itu juga. Sebagai contoh, dakwah yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membutuhkan waktu kurang lebih 23 tahun, sebagaimana Allah Tabaraka Wa Ta’ala menurunkan wahyu secara berangsur-angsur. Hal itu menunjukkan bahwa dakwah memerlukan waktu serta proses yang panjang.

f. Dakwah tidak Memberatkan
Risalah Islam adalah rahmat bagi seluruh umat manusia. Sudah barang tentu risalah itu disesuaikan dengan kondisi manusia. Dengan demikian, dakwah Islam tidak dilaksanakan secara frontal dan diserta paksaan. Islam datang dengan membawa kebenaran, lalu diajarkan kepada manusia sambil member jangka waktu dan kesempatan untuk memilih, menerima, atau menolak Islam.

g. Dakwah Islam Seirama dengan Fitrah Manusia
Dakwah Islam adalah dakwah yang mengatur nilai-nilai fitrah asli manusia, seperti kebutuhan perut, biologis, sandang dan papan. Dakwah Islam tidak mengekang kebebasan kehendak manusia dalam meningkatkan taraf hidup dan kemuliaannya di dunia, seperti kebebasan mencari rezeki.

h. Dakwah bersifat istiqomah
Dakwah tidak dapat dikerjakan dalam sekali waktu atau musiman, tetapi harus dilaksanakan terus-menerus dengan berbagai tahapan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi objek dakwah. Dakwah seperti ini telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Itulah pembahasan singkat kita mengenai istilah dakwah dalam Islam dan bagaimana berdakwah itu. Semoga pembahasan ini menambah ilmu dan wawasan kita seputar agama Allah ini.


Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment