Persahabatan Abu Bakar Dengan Muhammad Diabadikan Al-Quran

Persahabatan Abu Bakar dengan Muhammad Diabadikan Al-Quran
Persahabatan Abu Bakar dengan Muhammad Diabadikan Al-Quran
Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah khalifah pertama umat Islam sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ta’ala ‘anhu adalah sahabat sekaligus mertua dari baginda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau adalah orang yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

‘Amr bin Al-Ash radhiyallahu ta’ala ‘anhu bertanya kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapa orang yang kau cintai? Rasulullah permenjawab: ‘Aisyah’. Aku bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’ Beliau menjawab: ‘Ayahnya ‘Aisyah’ (Abu Bakar)” (HR. Muslim)


Mungkin kita sering sekali mendengar sayyidina Abu Bakar dan kisah-kisahnya bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi siapakah nama asli dari Abu Bakar ini? Nama asli beliau adalah Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taiym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al-Quraisy At-Taimi.

Abu Bakar Ash-Shiddiq berusia yang tidak jauh dari nabi, perbedaan keduanya sekitar 2 tahun. Abu Bakar adalah orang pertama yang beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ajaran yang beliau bawa. Abu Bakar adalah orang yang paling cepat membenarkan ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun nabi tidak berada di sampingnya. Pernah suatu ketika orang Quraisy berusaha membuat Abu Bakar ragu terhadap Nabi Muhammad dengan melontarkan pernyataan, “Teman kamu itu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam”. Maka Beliau (Abu Bakar) menjawab : “Jika ia berkata demikian, maka itu benar”. Lihatlah bagaimana keimanan Abu Bakar terhadap Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala banyak menyebutkan tentang Abu Bakar di dalam Al-Quran, banyak ayat Al-Quran yang berkaitan dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Salahnya adalah kesetiaan Abu Bakar saat menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di gua, Al-Quran menceritakannya dengan begitu indah.

Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. At-Taubah : 40)


Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Abu Bakar berkata kepadanya; “Ketika berada di dalam gua, aku melihat kaki orang-orang musyrik berada dekat dengan kepala kami. Aku pun berkata kepada Rasulullah: ‘Wahai Rasulullah, kalau di antara mereka ada yang melihat kakinya, mereka akan melihat kita di bawah kaki mereka’. Rasulullah berkata: ‘Wahai Abu Bakar, engkau tidak tahu bahwa bersama kita berdua, yang ketiga adalah Allah”

Maksud Rasulullah shallallahu ‘alaihi aw sallam mengatakan “yang ketiga adalah Allah” adalah Allah melihat mereka, Allah akan menolong mereka dan tidak akan membiarkan mereka tersakiti. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berusaha menenangkan sahabatnya itu. Sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar masuk ke dalam gua (yakni dalam perjalanan), Abu Bakar terkadang berjalan di depan Nabi dan terkadang juga di belakang Nabi. Hal itu dilakukan Abu Bakar untuk menjaga keselamatan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal itu dikisahkan ‘Umar radhiyallahu ‘anhu saat menceritakan keutamaan Abu Bakar dan kesetiaan Abu Bakar terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Demi Allah, satu malamnya Abu Bakar lebih baik dari satu malamnya keluarga ‘Umar, satu harinya Abu Bakar masih lebih baik dari seharinya keluarga ‘Umar. Abu Bakar bersama Rasulullah pergi ke dalam gua. Ketika berjalan, dia terkadang berada di depan Rasulullah dan terkadang di belakangnya. Sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam heran dan berkata: ‘Wahai Abu Bakar, mengapa engkau berjalan terkadang di depan dan terkadang di belakang?’. Abu Bakar berkata: ‘Ya Rasulullah, ketika saya sadar kita sedang dikejar, saya berjalan di belakang. Ketika saya sadar bahwa kita sedang mengintai, maka saya berjalan di depan’. Rasulullah lalu berkata: ‘Wahai Abu Bakar, kalau ada sesuatu yang aku suka engkau saja yang melakukannya tanpa aku?’ Abu Bakar berkata: ‘Demi Allah, tidak ada yang lebih tepat melainkan hal itu aku saja yang melakukannya tanpa dirimu’. Ketika mereka berdua sampai di gua, Abu Bakar berkata: ‘Ya Rasulullah aku akan berada di tempatmu sampai memasuki gua. Kemudian mereka masuk, Abu Bakar berkata: ‘Turunlah wahai Rasulullah. Kemudian mereka turun. ‘Umar berkata: ‘Demi Allah, satu malamnya Abu Bakar lebih baik dari satu malamnya keluarga ‘Umar’” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi dalam Dalail An-Nubuwwah)

Lihatlah bagaimana kecintaan Abu Bakar radhiyallahu ta’ala ‘anhu kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kecintaan Abu Bakar ini berbalas, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaiuhi wa sallam pun mencintai beliau. Bahkan Allah Robbul ‘Alamin pun mencintai Abu Bakar, sampai-sampai Allah memujinya.

Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Az-Zumar : 33)

Bahkan Allah Tabaraka Wa Ta’ala mensucikan Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan. (Q.S. Al-Lail : 17-21)

Itulah pembahasan sedikit kita mengenai persahabatan Abu Bakar dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diabadikan Al-Quranul Karim. Mari kita jadikan kisah ini sebagai motivasi agar lebih mencintai baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, terlebih-lebih lagi para sahabat utama seperti Abu Bakar dan ‘Umar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita agar mengikuti/meneladani Abu Bakar, karena beliaulah saksi hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, orang yang paling mentaati Nabi dan paling dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ikutilah jalan orang-orang sepeninggalku yaitu Abu Bakar dan ‘Umar” (HR. Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah, hadits ini shahih)

Mari kita cintai Allah, Rasul-Nya dan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan cara mengikuti ajaran Islam sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat.


Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment