Bukti Nyata Bahwa Alkitab Berubah |
Pada tulisan kali ini kami akan membahas mengenai bukti nyata
bahwa Alkitab telah berubah. Kami membahas ini agar membuka pikiran orang
Kristen bahwa Alkitab itu memang sudah berubah dan tidak bisa dikatakan otentik
lagi. Sedangkan keimanan agama Kristen itu tergantung pada kitab mereka yakni
Alkitab. Jadi kalau Alkitab sudah terbukti berubah, tidak otentik dan terdapat
kesalahan maupun kekurangan di dalamnya, maka dapat dipastikan bahwa iman agama
Kristen akan runtuh. Tetapi jangan terburu-buru, mari kita simak sebentar
penjelasan berikut ini.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa urutan Injil di dalam
Alkitab adalah Matius yang pertama, kemudian Markus, Lukas lalu Yohanes. Meskipun
begitu, para sarjana Kristen saat ini percaya bahwa Markus lah Injil yang
pertama dibandingkan yang lainnya. Setelah itu lalu Matius, Lukas dan Yohanes.
Jadi urutan yang benar menurut para sarjana Kristen adalah Markus, Matius,
Lukas dan Yohanes. Dia antara pakar Kristen yang mengatakan hal demikian adalah
Richard Bauckham dan F. F. Bruce. Menurut Richard Bauckham, penulisan Injil
Markus adalah 65-75 Masehi dan Injil Yohanes adalah 90-100 Masehi.
Hal yang ingin kami bahas pada tulisan ini adalah Injil
selanjutnya berusaha memodifikasi Injil yang sebelumnya agar lebih cocok dengan
ajaran Kristen. Lihatlah ayat-ayat di bawah ini.
Di dalam Injil Markus, Petrus memanggil Yesus dengan sebutan
“Rabi”
Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami
berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu
untuk Musa dan satu untuk Elia." (Markus 9 : 5)
Sedangkan pada Matius, Petrus memanggil Yesus
dengan sebutan “Tuhan”.
Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami
berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah,
satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." (Matius 17 : 4)
Sebenarnya konteks kisah di atas sama, namun
hanya terdapat perbedaan sedikit saja pada saat Simon Petrus memanggil Yesus
Kristus. Perubahan yang ada di Matius seolah-olah ingin membuat persamaan
ajaran Kristen yang mengimani Yesus itu Tuhan.
Pada ayat lainnya, dikisahkan di Alkitab bahwa
Yesus sedang berkata kepada umatnya. Tetapi pada kitab Markus Yesus membuat
permisalan dirinya adalah “tuan rumah”
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan
rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam,
atau pagi-pagi buta, (Markus 13 : 35)
Tetapi kita dapati hal yang berbeda pada kitab
Matius. Di dalam kitab Matius seolah-olah Yesus sedang mendeskripsikan dirinya
sebagai “Tuhan”
Karena itu
berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
(Matius 24 : 42)
Kita lanjut ke ayat berikutnya. Di dalam kitab
Markus, disebutkan bahwa Yesus bertanya kepada mereka siapa dia itu. Petrus
menjawab bahwa Yesus adalah “Mesias”. Tolong digaris bawahi.
Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi
apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka
jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!" (Markus 8 : 29)
Tetapi kita jumpai pada Matius bahwa kata Mesias
memang ada, tetapi ada penambahan “Anak Allah yang hidup”. Hal ini seakan-akan
mengindikasikan agar cocok dengan ajaran Kristen yang mengimani Yesus itu anak
Allah.
Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup!" (Matius 16 : 16)
Hal serupa tampaknya terjadi pada ayat di bawah
ini. Pada kitab Markus murid-murid menyebut Yesus dengan “Guru”.
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka
murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru,
Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" (Markus 4 : 38)
Pada kisah yang sama, di dalam Injil Matius pada
murid memanggil Yesus dengan sebutan “Tuhan”.
Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan,
tolonglah, kita binasa." (Matius 8 : 25)
Kalau masih belum percaya kita lihat ayat yang
lainnya. Pada kitab Markus dijelaskan mengenai hukum terutama, yaitu
“Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa. Kasihilah Tuhan,
Allahmu….dst.
Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan
orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat
kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah
yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum
yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu
esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. (Markus 12 :
28-30)
Pada dasarnya Yesus hanya mengulang ayat di dalam
kitab Ulangan tentang hukum yang paling utama.
Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
(Ulangan 6 : 4)
Tetapi kalau kita lihat di dalam Injil Matius,
hukum terutama bukanlah seperti ayat di atas, melainkan langsung pada kalimat
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap….dst.”
"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum
Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu. (Matius 22 : 36-37)
Kalau kita lihat tampaknya Matius menghapus
kata-kata keesaan Tuhan sehingga memotongnya langsung kepada “kasihilah Tuhan
Allahmu”. Ini sangat terlihat jelas!
Ayat yang lainnya adalah Markus pasal 10, di mana
mengisahkan tentang seseorang yang bertanya kepada Yesus.
Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya,
datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di
hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk
memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak
seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. (Markus 10 : 17-18)
Dengan alur cerita yang sama tampaknya Matius
lagi-lagi mengubah dan memodifikasinya.
Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru,
perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang
kekal?" Jawab Yesus: "Apakah
sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik.
Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah
Allah." (Matius 19 : 16-17)
Menurut James Dunn Matius telah memodifikasi
bukan hanya pada jawaban Yesus, tetapi juga pada pertanyaan orang itu dengan
tujuan untuk mendapatkan jawaban yang telah diubah. Pada kitab Markus
disebutkan “Guru yang baik….” Sehingga Yesus pun membantahnya “Mengapa
kaukatakan Aku baik?...”. Tetapi pada Matius pertanyaannya berubah sedikit
tetapi maknanya jelas berbeda, “Guru, perbuatan baik apakah….” Sehingga Yesus
menjawabnya “Apa sebabnya engkau bertanya tentang apa yang baik….”. Pada kitab
Markus orang itu bertanya “Guru yang baik…”, sedangkan pada kitab Matius,
“Guru, perbuatan baik…” Lihatlah bagaimana Matius berusaha mengelabuhi para
pembacanya.
Ternyata Matius bukan hanya memodifikasi ayat,
tetapi juga memotong ayatnya agar lebih sesuai dengan ajaran Kristen. Matius
juga berusaha menutupi sifat kemanusiaan Yesus. Pada kitab Markus dikisahkan
bahwa Yesus lapar dan mendatangi pohon Ara, namun Yesus tidak mendapati apa-apa
dari situ karena saat itu memang “bukan musim buah ara”, maka Yesus pun
mengutuk pohon Ara itu. Markus dengan tegas menyatakan hal itu.
Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya
meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara
yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat
apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa
selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata-Nya
kepada pohon itu: "Jangan
lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya.
(Markus 11 : 12-14)
Tetapi pada kitab Matius tidak disebutkan tentang
“musim buah ara”. Diceritakan bahwa Yesus lapar, mendatangi pohon ara, saat
Yesus tidak mendapatkan apa-apa di situ maka Yesus langsung mengutuknya.
Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota,
Yesus merasa lapar.Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi
Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada
pohon itu: "Engkau tidak
akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan
seketika itu juga keringlah pohon ara itu. (Matius 21 : 18-19)
Lihatlah bagaimana Injil Matius berusaha memodifikasi, memotong
dan mengubah ayat yang ada di Markus agar lebih cocok dengan iman orang
Kristen. Sepertinya hal inilah yang kita dapati di Alkitab, Injil yang
sesudahnya itu memodifikasi dan mengubah Injil yang sebelumnya agar lebih cocok
dengan ajaran Kristen sehingga hal itulah yang disenangi umat Kristiani.
Injil Yohanes adalah finalnya. Injil Yohanes tampaknya ditulis
ulang tanpa memperhatikan Injil sebelumnya. Tulisan di Injil Yohanes banyak
yang tidak kita dapati pada Injil lainnya, padahal semua injil mengisahkan hal
yang sama dan berusaha mengutarakan tentang kehidupan Yesus. Tetapi Injil
Yohanes menyimpang dari banyak Injil lainnya, sampai-sampai menurut pakar
Kristen Injil Yohanes banyak memuat kata-kata Yesus yang seharusnya bukan
kata-katanya. Sebagai buktinya mari kita lihat bagaimana isi Injil Yohanes yang
berbeda 180 derajat dengan Injil-Injil sebelumnya (Markus, Matius, dan Lukas).
Pada saat malam Yesus dikejar oleh tentara Romawi untuk ditangkap,
Yesus pergi ke Taman Getsemani dan berdoa di sana. Ketiga Injil baik Markus,
Matius dan Lukas mengisahkan hal ini. Dikisahkan bahwa Yesus berdoa dan memohon
kepada Bapa agar diselamatkan.
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26 : 39)
Kemudian Ia menjauhkan diri
dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa,
kata-Nya:"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku;
tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
(Lukas 22 : 41-42)
Tetapi di Injil Yohanes kita tidak akan
menjumpai hal itu. Malah di Injil Yohanes Yesus dikisahkan sudah siap menerima
keputusan itu dan tidak terlihat ketakutan pada malam itu.
Sesudah Yudas
pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang
Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. (Yohanes 13 :
31)
Dan ayat-ayat setelahnya seakan menjelaskan
bahwa Yesus tidak takut dan yakin bahwa memang untuk itulah dia diutus. Hal
tersebut tentu saja cocok dengan keimanan orang Kristen. Orang Kristen
beranggapan bahwa penyaliban Yesus adalah salah satu tujuan dia diutus di muka bumi
ini agar menebus dosa umat manusia.
Jadi kalau ada yang bertanya, “Kenapa banyak
orang Kristen menyimpang dari Alkitab dan malah menyembah Yesus sebagai tuhan?”
Jawabannya adalah karena orang Kristen banyak mengikuti Injil Yohanes dan
meninggalkan Injil lainnya. Orang Kristen sangat suka bahasa yang ada di Injil
Yohanes karena sangat mendukung akidah mereka.
Para pakar Kristen sudah menjelaskan bahwa
Injil Yohanes sangat diragukan otoritasnya dan keotentikannya sudah tidak bisa
dijamin lagi. Sedangkan Injil-Injil lainnya juga sudah berkurang
keotentikannya, namun masih ada beberapa ayat yang diyakini memang berasal dari
Yesus.
Kalau orang-orang Kristen mengikuti ajaran
Injil yang pertama (yakni Markus) maka orang Kristen tidak akan menyembah
Yesus, tidak akan menjadikan Yesus sebagai tuhan dan malah menganggap Yesus
sebagai utusan. Tetapi orang Kristen malah mengikuti Injil yang terakhir
(Yohanes) dan melupakan Injil-Injil lainnya. Maka dari itu wajar saja mereka
tersesat sejauh-jauhnya.
Pembahasan ini menjadi bukti bahwa Alkitab itu
sudah jelas berubah dan tidak bisa lagi dijadikan kitab, karena sudah tidak
100% firman Tuhan lagi, isinya sudah terkontaminasi dengan tangan jahil
manusia. Karena hal itulah saya mengajak kepada orang-orang Kristen agar masuk
ke dalam agama yang benar, agama Islam, yakni agama Yesus dan agama para nabi
lainnya.
Semoga Allah memberi hidayah kepada
orang-orang Kristen agar masuk Islam.
Alhamdulillah saya mualaf
ReplyDeletehati-hati menjadi teroris ntar
DeleteYg mulai perang dunia sape, yg hobbynya ngejajah negara org sape, yg jatohin BOM di hiroshima sape, yg ditereakin teroris sape.. Oten oten hadehh
Deleteoutput dari ajaran islam adalah menjadi teroris dan pembom gereja
ReplyDeleteOutput dari kristen adalah penjajah sama halnya seperti indonesia mempelajari kristen melalui penjajahan.
DeleteKalimat yg bgitu typical kaum tiang jemuran.. gak ngaca dlu kalo ngomen
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNih org bali ngomen apa dia sampe di remove? Oten dan org bali bersatu ye?
DeleteAnda belum paham betul tentang natur Yesus Kristus. Kristus 100% Manusia dan 100% Allah.
ReplyDeletePerlu diketahui bahwa penulis injil memiliki penekanan masing-masing terhadap Yesus Kristus. Contoh, injil Matius menekankan Kristus sebagai Raja dan Tuhan sedangkan Markus menekankan ke arah Kristus sebagai hamba sebagaimana Ia rela turun ke bumi untuk merasakan hal yang seperti hambaNya rasakan.
Lalu apakah keduanya bertentangan? Jawabannya tidak, karena jika Matius menekankan bahwa Yesus adalah Tuhan, itu tidak salah karena Ia memiliki natur 100% Allah dan jika di Markus memposisikan Yesus dengan sebutan guru, rabi, dll. Apakah salah? Tidak karena Ia memiliki natur manusia 100%.
Jadi ketika Anda membandingkan antara kitab sinoptik dan kitab sinoptik lainnya adalah suatu perilaku yang tidak tepat. Akan tepat jika Anda membandingkan ajaran dari kitab tersebut dengan natur Kristus, jika berlawanan maka bisa dikatakan kitab tersebut salah. Namun jika keduanya searah dengan Kristus maka tidak ada alasan untuk membandingkan keduanya
islam adalah agama atau ajaran baru yg muncul 700 tahun setelah kekristenan berkembang dan ternyata islam memang mengajarkan aqidah yg sangat berbeda dgn kitab suci yg diyakini orang kristen. bisa dijelaskan islam itu muncul sebenarnya untuk maksud apa, meluruskan atau malah menyesatkan manusia. Hubungi 08177 668 9845
ReplyDeleteSalah kaprah. islam itu udah ada sebelum ada agama apapun. Bisa diliat dari masjidil aqsha dan mekkah. Dimana itu semua dibangun jauh sebelum masehi. Jika kamu tanya islam ada untuk apa. untuk beribadah kepada allah dan allah saja tuhan tidak ada selain-Nya menjalankan perintah dan menjauhi larangan sesuai dengan Al-Qur'an yang langsung diturunkan oleh Allah melalui Nabi Muhammad serta untuk menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya (zabur, taurat, injil).
DeleteKitab suci kok di ubah2 di referensi setiap tahun hilang kesucian nya,, ... Berarti alkitab sudah tidak suci,,, teryata hanya Al-Qur'an lah kitab suci yg asli dari maha pencipta tidak prnh berubah setitik pun
ReplyDeleteGospel Matius menggambarkan sisi Kristus sebagai Raja,Markus sisi Kristus sebagai Hamba, Lukas sisi Kristus sebagai Anak Manusia(Daniel 7:13),Yohanes sisi Kristus sebagai Tuhan(Allah).Kalau memakai logika saya lebih memilih percaya pada kesaksian orang yang hidup bersama-sama selama Kristus hidup dibumi yaitu Yohanes ketimbang orang yang datang 600 tahun kemudian mengaku tahu dan mengenalNya.
ReplyDelete-Sekian, Salam damai
Bagi orang muslim yang membaca postingan ini dan melihat banyak non-muslim yang tidak setuju dengannya, ingatlah untuk selalu berpegang dengan Al-Qur'an, bukti kebenaran islam terbesar yang takkan bisa terbantahkan, kitab yang paling benar, mutlak, dan tidak pernah berubah dari awal turunnya dari Allah ke malaikat Jibril lalu ke Rasulullah hingga hari kiamat nanti. Dan menurut Al-Qur'an, sikap kita salah satunya adalah di Al-Baqoroh ayat 109, fa'fu wasfahu hatta ya'tiyallahu bi amrihi.
ReplyDeleteHanya perbedaan bahasa saja bukan pengartian... Dari kocaggg lu
ReplyDeleteSuatu bahasa ketika sudah diartikan kebahasa yang lain sudah tidak lagi memiliki makna yang sama persis dalam satu kata juga penjelasannya hanya memperjelas arti dari suatu kata tidak mengganti kata/mengganti penempatan kata/mengartikan.
DeleteKoreksi : dalam satu kata, juga penjelasannya
Delete