Ada Apa Dengan Syeikh Al-Albani?


Ada Apa Dengan Syeikh Al-Albani?
Ada Apa Dengan Syeikh Al-Albani?

Di saat dunia semakin tua maka fitnah pun semakin mengerihkan dan semakin besar saja. Di saat seperti inilah dibutuhkan orang yang amar ma’ruf nahi munkar. Tetapi sayangnya di sekitar kita masih sering mencap seseorang begini dan begitu tanpa ilmu. Padahal Allah Ta’ala telah mengingatkan kita agar jangan mengikuti sesuatu tanpa ilmu,

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Q.S. Al-Israa’ : 36)
Di zaman sekarang ini sangat dibutuhkan orang yang beragama kuat, berilmu, dan sosok penegak sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang-orang yang sholih dan para ulama adalah panutan kita untuk menjalani agama ini agar sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita mengetahui bahwa banyak sekali para ulama yang pernah hidup di dunia ini bahkan masih banyak yang hidup saat ini. Di antara ulama-ulama yang terkenal adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti Ibnu ‘Abbas, di zaman berikutnya ada Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbal, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Al-Hafidz Ibnu Hajar Asqolani, Al-Hafidz Ibnu Katsir, Imam An-Nawawi dan lain sebagainya. Mereka adalah para ulama pendahulu kita yang sudah dipanggil Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tetapi untuk zaman sekarang ini masih ada ulama-ulama yang tegak di atas sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti Syeikh Sholih Al-‘Utsaimin, Syeikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz dan Syeikh Nashirudin Al-Albani. Meskipun mereka juga sudah tidak hidup lagi di dunia akan tetapi banyak karya-karya para ulama yang bisa kita nikmati dan bisa kita ambil ilmunya.

Tetapi di antara para ulama mulia yang telah saya sebutkan ada satu ulama yang sering diperbincangkan banyak orang, yakni Syeikh Nashirudin Al-Albani atau biasa kita sebut Syeikh Al-Albani. Syeikh Al-Albani sering sekali mendapat cercaan, hinaan dan ejekan. Sayangnya hal itu dilakukan oleh banyak umat Islam tanpa terkecuali di Indonesia tercinta ini. Banyak orang jika sudah mendengar Syeikh Albani mengatakan, “dia lagi dia lagi” atau “oo si Albani” dengan nada meremehkan.

Tapi apakah kalian tidak mengetahui bahwa Syeikh Al-Albani adalah ulama, pakar hadits, orang sholih, berilmu, imam, dan keluasan ilmunya sudah tidak usah diragukan lagi. Beliau adalah orang yang sangat ma’ruf dan nahi mungkar. Beliau menegakkan sunnah dengan setegak-tegaknya dan membenci perbuatan bid’ah sebenci-bencinya. Beliau adalah salah seorang ulama yang berusaha mengembalikan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sudah banyak dilupakan banyak orang. Di saat banyak orang beribadah sesuai dengan adat masyarakat yang ada, maka Syeikh Al-Albani berusaha meluruskan itu semua dan menegakkan sunnah sesuai dengan yang terdapat pada hadits-hadits shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Syeikh Al-Albani adalah orang yang sangat pintar. Beliau menghabiskan banyak waktunya demi meneliti hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau adalah ulama sekaligus pakar hadits yang handal. Beliau meneliti setiap hadits dengan detail, mulai dari para perawi, sanadnya dan kedudukannya. Dengan ilmunya Syeikh Al-Albani banyak mengkategorikan kedudukan sebuah hadits, ada yang shahih dan hasan (yang bisa dijadikan rujukan dan dalil), ada juga yang maudhu’ dan dhoif (yang tidak bisa dijadikan rujukan dan dalil). Tentunya dalam meneliti hadits Syeikh Al-Albani tidak sembarangan. Beliau minta petunjuk kepada Allah dan berusaha dengan segala kemampuannya meneliti sebuah hadits sahih atau tidaknya. Beliau melakukan ini semua tentu saja ingin meluruskan pemahaman orang-orang terhadap hadits.

Jadi Syeikh Al-Albani ingin menjelaskan bahwa tidak semua hadits dapat diterima, ada yang bisa dan ada yang tidak bisa sehingga sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap tegak. Memang Syeikh Al-Albani banyak mengomentari pendapat para ulama terdahulu, bahkan beliau juga sering tidak sejalan dengan madzab yang dianutnya. Al-Albani melakukan seperti itu bukan tanpa sebab, beliau mengomentari dan mengoreksi para ulama terdahulu karena menurutnya itu kurang tepat. Dan sebagai umat Islam kita tentu mengikuti pendapat yang lebih tepat dan yang lebih benar, tidak fanatik terhadap suatu madzab. Karena yang kita ikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sesuai sunnahnya. Akan tetapi Syeikh Al-Albani tidak pernah menghina orang-orang yang dikoreksinya. Beliau menghormati semua ulama dan tidak pernah merendahkan mereka. Inilah di antara sikap mulia beliau dan kerendahan hati beliau. Yang dilakukan Syeikh Al-Albani semata-mata karena dia ingin menegakkan sunnah dan agar orang-orang juga tetap berada di atas jalan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat ini banyak sekali ditinggalkan orang.

Dengan kerja kerasnya ini pulalah beliau rahimahullah mendapat banyak pujian dari ulama-ulama. Sebut saja ulama fiqh terkenal macam Syeikh Sholih Al-‘Utsaimin, beliau mengatakan, “(Syeikh Al-Albani) adalah seorang imam (pakar) dalam ilmu hadits dan kami tidak mengetahui ada seseorang yang mengungguli beliau di masa kita ini.”

Pujian lainnya juga dikatakan oleh ulama, seorang mufti sekaligus Ketua Lajnah Ad-Daimah di masa silam yakni Syeikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullah, beliau mengatakan, “Aku tidak pernah melihat di bawah langit seorang yang pakar dalam hadits di masa ini semisal Al-‘Allamah Muhammad Nashiruddin Al-Albani.”

Sudah jelas bukan keilmuan Syeikh Al-Albani? Beliau adalah pakar hadits sekaligus ulama yang mengabdikan hidupnya untuk agama Allah. Tetapi beliau juga tidak ma’shum seperti para nabi. Beliau pernah salah dalam menilai suatu hadits layaknya manusia biasa. Akan tetapi secara keseluruhan beliau adalah ahlinya hadits, tidak usah diragukan keilmuan beliau.

Maka dari itu mulai sekarang jangan ditanya lagi tentang Al-Albani rahimahullah. Beliau adalah orang yang sholih dan taat beragama. Berhentilah menuduh yang macam-macam terhadap beliau. Berhentilah mencaci dan menghina Syeikh Al-Albani. Sudah banyak ulama yang mengakui keilmuan beliau dan karya-karya Syeikh Al-Albani juga digunakan oleh para ulama Islam. Sehingga karya-karya beliau banyak dijadikan rujukan dalam mengambil sebuah hadits dan sebagai rujukan dalam beragama. Taubatlah dan ubahlah fikiran buruk kalian tentang Syeikh Al-Albani, karena beliau adalah ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang tegak di atas sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menegakkan yang benar dan memerangi yang salah. Jadikan beliau sebagai idola dan contoh dalam kehidupan beragama dan menuntut ilmu.
Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment