Bulan Sabit dan Bulan Purnama di Al-Quran



Bulan Sabit dan Bulan Purnama di Al-Quran
Bulan Sabit dan Bulan Purnama di Al-Quran


Siapa yang masih belum mengetahui apa itu bulan sabit dan bulan purnama? Sebelum membahasnya lebih jauh maka ada baiknya saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu bulan sabit dan purnama. Bulan sabit atau bahasa Arabnya “hilal” adalah bentuk bulan yang melengkung seperti bentuk sabit. Bentuknya ini seperti sebuah lingkaran besar yang dikosongkan oleh sebuah lingkaran kecil yang berporos di satu sisi. Sedangkan bulan purnama adalah salah satu fase bulan yang mana bulan terletak di belakang bumi ditinjau dari matahari. Dikarenakan satu siklus bulan lamanya 29,5 hari maka bulan purnama biasanya terjadi antara hari ke-14 dan 15 pada kalender qamariyah (lunar).


Ketahuilah bahwasannya bulan adalah salah satu di antara tanda-tanda kekuasaan Allah ‘Azza Wa Jalla,

Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya. (Q.S. Al-Furqaan : 61)

Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. (Q.S. Faathir : 13)

Pergerakan bulan dan matahari dapat digunakan untuk perhitungan, sebagaimana firman Allah,

Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-An’aam : 96)

Bulan sabit dan bulan purnama sebenarnya adalah satu bulan, maksudnya bulannya sama. Hanya saja dikarenakan ada pergerakan bulan maka terjadilah beberapa fase bulan, seperti bulan setengah, bulan sabit, bulan purnama, bulan baru dan lain sebagainya. Pergerakan bulan ini dijelaskan Allah Subhanahu Wa Ta’ala di dalam kitab-Nya Al-Quran,

Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. (Q.S. Yaasiin : 39)


Sedangkan masalah bulan sabit dan purnama disebutkan Al-Quran secara langsung. Mengenai bulan sabit dijelaskan Allah Ta’ala pada Surah Al-Baqarah,

Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (Q.S. Al-Baqarah : 189)

Sedangkan mengenai bulan purnama disebutkan Allah pada Surah Al-Insyiqaaq,

dan dengan bulan apabila jadi purnama, (Q.S. Al-Insyiqaaq : 18)

Begitu hebatnya bulan ini sampai-sampai Allah pun bersumpah dengannya.

Sekali-kali tidak, demi bulan, (Q.S. Al-Muddatstsir : 32)

dan bulan apabila mengiringinya, (Q.S. Asy-Syams : 2(

Di saat terjadinya bulan sabit dan bulan purnama tentu adalah saat yang amat disayangkan untuk dilewatkan. Kita akan melihat suatu karya ciptaan Allah yang Dia jadikan sebagai tanda-tanda bagi manusia. Allah menjadikan bulan dengan berbagai fase agar kita merenungi ciptaan-Nya yang begitu agung dan merenungi bahwa memang Allah adalah Tuhan yang sejati, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Tidak ada yang mampu berbuat demikian kecuali Allah Jalla Jalaluh.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah. (Q.S. Fushshilat : 37)

Sekedar info, bahwa bulan yang selama ini kita lihat, bulan yang selama ini bersinar menyinari malam hari kita, bulan yang selama ini menunjukkan keindahannya, adalah bulan yang sama dengan bulan yang pernah terbelah di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. (Q.S. Al-Qamar : 1)

Itulah pembahasan singkat mengenai bulan sabit dan bulan purnama di Al-Quran serta sedikit pembahasan mengenai bulan. Kalau kita renungi lagi ayat-ayat Al-Quran yang membahas tentang hal ini maka kita akan menangis melihat keagungan Allah Tabaraka Wa Ta’ala. Maka dari itu sudah seharusnya kita merenungi setiap ayat-ayat Allah dan menjadikannya sebagai bahan introspeksi diri kita sendiri agar kedepannya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.


Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

  1. maaf ya saya cuma nak kongsi pengetauhan. anak bulan diumpama pada nafsu. bila nafsu keluar itulah Ramadhan. nafsu bukannya hanya pada makan dan minum. Pelbagai nafsu yang kita ada seharus digelapkan atau ditutup. Saya bagi contoh, bila datangnya nafsu amarah bagaimana kita mengatasi dan menghilangkan amarah itu. Atau nafsu pada harta bagaimana kita mengurangkan nafsu itu, hanya dengan zakat dan sedekah. bukannya pada itu sahaja nafsu semestinya ada banyak lagi. Ada harta yang lebih penting yang harus dikembalikan kepada yang berHAK, iaitu sifat ALLAH S.W.T yang ada pada kita seperti kuat, gagah, penglihatan, pendengaran, pintar, segala sifat yang ada pada kita harus dikembalikan. itulah nafsu yang mengaku sebagai dirinya sifat tersebut. Fikirlah sendiri bagaimana mengembalikan kepada yang HAK. Ada pada wudhu, solat, puasa, haji cara mengembalikan sifat tersebut janganlah mengakui sifat tersebut. Nafsu hanya pesuruh sebagai merasa nikmat ALLAH S.W.T yang ada pada jasad, bagaimana rasanya kuat, gagah, mendengar, melihat ALLAHU AKBAR. Tidak kah kamu melihat kebesaranya? Bagaimana rasanya manis ALHAMDULILLAH, yang merasa itu bukan kamu, tetapi kamu hanya menilai manis itu apa dan pahit itu apa. Janganlah susah dan marah rasailah nikmat dengan berserah dan puasa. Perkataan AKU, DIA DAN NAMA KAMU itu menyesatkan. matikan nama kamu pada setiap mencapai kemenangan kerana kebesaran ALLAH S.W.T adalah pada diri itu. DIA yang mengerjakan segala-galanya, kamu hanya duduk atas hati itu menyaksikan kebesaran. Yakinlah ALLAH S.W.T meliputi kamu dan segala alam. Kamu itu hanya bayangan yang tak pernah wujud dengan sekikit penglihatan dan pendengaran dikatakan nafsu.
    SURAH AL-ISRAA:66, Kapal diumpama pada jasad. AL-ISRAA:1, AL-MULK:23, AL-BAQARA:7 kamulah yang menutup kebenar. Bukanlah yahudi dan nasrani tetapi musuh sebenarnya adalah nafsu boleh menumpahkan darah. Kalau salah perbetulkan sila reply saya pada email mjnusari84@gmail.com

    ReplyDelete