Dua Syarat Diterimanya Amal Ibadah |
Beribadah adalah kewajiban yang harus kita lakukan
sebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Beribadah itu wajib kita
lakukan karena termasuk bentuk ketaatan, kecintaan dan penghambaan kita kepada
Allah Jalla Jalaluh. Beribadah kepada Allah adalah tujuan utama penciptaan
kita.
Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku. (Q.S. Adz-Dzaariyaat : 56)
(Baca Juga : Pakaian Penghuni Neraka Kelak)
Jadi kita harus ingat untuk apa kita diciptakan. Kita tidak
diciptakan untuk foya-foya dan santai-santai saja. Tetapi kita memang dituntut
untuk beribadah kepada-Nya sesuai dengan syariat yang telah ditetapkan-Nya.
Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai syarat
diterimanya amal ibadah. Para ‘ulama telah sepakat bahwasannya ada dua syarat
agar amal ibadah kita diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Yang pertama
adalah “ikhlash kepada Allah”. Beribadah harus dengan niatan ikhlash kepada
Allah, tidak boleh karena ada sesuatu. Ikhlash di sini bermaksud memurnikan ketaatan
dalam beribadah kepada Allah. Jadi syarat pertama adalah ikhlash dengan
memurnikan ibadah hanya kepada Allah Ta’ala. Hal ini sebagaimana yang
dijelaskan pada banyak ayat Al-Quran,
Sesunguhnya
Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka
sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. (Q.S. Az-Zumar : 2)
Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Q.S.
Al-Bayyinah : 5)
Dialah
Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka
sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam. (Q.S. Al-Mu’min : 65)
(Baca Juga : Penghafal Al-Quran Bukti Kebenaran Islam)
Tapi sayang sekali di antara kita masih banyak sekali yang
beribadah tidak ikhlash kepada Allah. Ada yang beribadah karena disuruh, ada
yang beribadah karena gengsi, ada yang beribadah karena ingin dipuji, ada yang
beribadah karena diberi sesuatu, ada yang beribadah dengan niat sombong, ada
yang beribadah agar terkenal dan masih banyak lagi yang lainnya. Ibadah yang
semacam ini tidaklah diterima Allah Ta’ala. Maka dari itu hendaknya kita
hati-hati kalau tidak ingin ibadah kita ditolak mentah-mentah.
Syarat yang kedua adalah harus sesuai dengan petunjuk Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada suatu kaidah yang mengatakan,
“Ibadah itu hukumnya haram sampai ada dalil yang memerintahkannya.” Jadi yang
pertama harus kita perhatikan adalah apakah ibadah yang kita lakukan itu ada
dalilnya di syariat apakah tidak. Sedangkan yang kedua harus kita perhatikan
adalah apakah ibadah yang kita lakukan itu ada tuntunannya dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam ataukah tidak. Mengikuti petunjuk Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah keharusan bagi kita, sebagaimana perintah
Allah Ta’ala.
.. Apa
yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras
hukumannya. (Q.S. Al-Hasyr : 7)
Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu
merusakkan (pahala) amal-amalmu. (Q.S. Muhammad : 33)
Barangsiapa
yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa
yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka. (Q.S. An-Nisaa’ : 80)
Jadi ibadah kita harus ada petunjuknya dari Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Misalnya untuk sholat, kita harus ikuti apa yang
Nabi ajarkan, kita harus bertakbir sebagaimana beliau bertakbir, kita harus
ruku’ sebagaimana beliau ruku’, kita harus sujud sebagaimana beliau sujud.
Tidak boleh bagi kita menambah sesuatu ke dalam ibadah kita. Itu namanya adalah
bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.
Apalagi sekarang ini banyak sekali amalan-amalan bid’ah yang
beredar di sekitar kita. Banyak orang-orang yang membuat perkara baru dalam
agama. Tidakkah mereka mengetahui bahwa agama ini sudah sempurna, syariatnya
sudah lengkap, tidak ada yang perlu ditambah dan tidak ada yang perlu
dikurangi.
Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (Q.S. Al-Maa’idah :
3)
Jadi itulah dua syarat diterimanya amal ibadah kita. Satu
syarat saja tidak terpenuhi maka ibadah kita akan ditolak Allah. Misalnya ada
orang yang beribadah ikhlash dengan memurnikan ketaatan kepada Allah, akan
tetapi dia tidak mengikuti sesuai petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Itu amalnya ditolak. Atau misalnya ada orang yang beribadah sesuai
dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi dia beribadah agar
dipuji dan tidak ikhlash kepada Allah. Amalan yang seperti itu juga akan
ditolak. Maka dari itu berhati-hatilah kita dalam beramal, luruskan niat dan
ikuti syariat niscaya kita akan selamat dunia akhirat.
(Baca Juga : Ayat Al-Quran Tentang Ilmu Ekonomi)
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment