Peristiwa Pengepungan Halab |
Setelah menguasai kota Humat,
Shalahuddin segera bergerak menuju Halab. Ia mengepung kota ini pada tanggal 3
Jumadil Akhir. Penduduknya melakukan perlawanan terhadap Shalahuddin. Raja
Shalih naik ke mimbar- saat itu ia adalah seorang kanak-kanak berusia 12 tahun,
dan mengumpulkan penduduk Halab seraya berkata kepada mereka: “Kalian semua
telah mengetahui kebaikan dan rasa cinta ayah saya kepada kalian. Kalian juga
telah mengetahui bagaimana kehidupannya di tengah-tengah kalian. Saya adalah
anak yatim kalian.
Sementara itu si zhalim pengkhianat
ini datang dengan berbuat baik. Dialah yang mengambil negeriku. Allah dan
makhluk-Nya tidak mengawasinya”. Kemudian ia melanjutkan perkataannya:
“Berharaplah banyak dari orang ini.” Kemudian ia menangis hingga orang-orang
pun menangis dibuatnya. Lalu mereka mengumpulkan untuknya harta dan jiwa, dan
bersepakat untuk bertempur membelanya, mempertahankan negerinya, dan
bersemangat dalam pertempuran. Dalam diri mereka telah terkumpul keberanian.
Mereka telah menciptakan perang dan mengulanginya ketika dulu Eropa berada
dekat dengan mereka. Mereka keluar dan bertempur melawan Shalahuddin di Gunung
Hausyin hingga tidak bisa mendekati kota.
Kemudian Sa`duddin mengirim surat
kepada Sinan, panglima Isma’iliyyah. Sinan lalu mengumpulkan banyak harta untuk
membunuh Shalahuddin dan mengirimkan beberapa orang untuk bergabung dengan
pasukan Sa`duddin. Ketika mereka tiba, salah seorang emir bernama Khamartakin
-penguasa benteng Buqays melihat mereka. Ia mengenal mereka karena bertetangga
di kampong halamannya. Ia sering berkumpul dengan dan pergi berperang bersama
mereka. Ketika ia melihat mereka, ia berkata: “Apa yang bisa saya persembahkan
untuk kalian, dan untuk urusan apa kalian datang?” Mereka lalu melukainya
dengan luka yang mengenaskan. Kemudian dibawalah seseorang untuk membunuh
Shalahuddin, tetapi orang ini malah terbunuh.
Lalu orang-orang Isma’iliyyah lainnya
pun bertempur hingga terbunuh semuanya. Tinggallah Shalahuddin mengepung Halab
sampai akhir Jumadil Akhir, dan kemudian pergi pada awal bulan Rajab. Penyebab
kepergian Shalahuddin adalah dikarenakan Uskup al-Shanjili -penguasa Tripoli-
telah ditawan oleh Nuruddin `Ali Harem pada tahun 559 H. Ia berada di dalam
penjara sampai tahun 570 H. Sa`duddin membebaskannya dengan uang jaminan
sebesar 150.000 Dinar Suriah, dan tebusan seribu orang tawanan. Ketika Uskup
al-Shanjili sampai ke negerinya, bangsa Eropa menyambutnya dan memberinya
ucapan selamat. Bagi mereka, ia sangat penting daripada mata-mata mereka.
Peristiwa ini bertepatan dengan kematian Marie -Raja Eropa, semoga Allah
melaknatnya- pada awal tahun 570 H. Ia adalah raja terbesar mereka, pemberani,
dan paling licik.
Ketika mati, ia meninggalkan seorang
anak yang menderita sakit lepra, dan tidak mampu mengendalikan kerajaan. Bangsa
Eropa mengangkatnya sebagai raja hanya sekedar sebagai simbol, bukan raja
sesungguhnya. Uskup Raymond lah yang memegang kendali pemerintahan. Semua
perintah dan wewenang berasal darinya. Ia diminta oleh orang-orang Halab untuk
berangkat menuju negeri-negeri yang telah jatuh ke tangan
Shalahuddin, dan mengusirnya. Ia pun berangkat ke Hamash, dan tiba di sana pada
tanggal 7 Rajab. Ketika ia sedang mempersiapkan rencananya, Shalahuddin
mendengar berita ini. Ia segera meninggalkan Halab dan tiba di Humat pada
tanggal 8 Rajab, sehari sesudah kedatangan pasukan Eropa di kota Hamash.
Kemudian ia melanjutkan perjalanannya
ke al-Rastan. Tatkala pasukan Eropa mendengar tentang mendekatnya posisi
Shalahuddin, mereka meninggalkan Hamash. Shalahuddin akhirnya tiba di kota
Halab, dan mengepung benteng kota hingga bisa menguasainya pada tanggal 21
Sya`ban 570 H. Sebagian besar negeri Syam telah jatuh ke tangan Shalahuddin.
Setelah menguasai Hamash, Shalahuddin segera bergerak menuju Ba`labak. Di sana
ada seorang pelayan bernama Yuman. Ia adalah seorang gubernur pada masa
pemerintahan Nuruddin. Shalahuddin membumi-hanguskan kota ini. Lalu datanglah
orang-orang yang meminta perlindungan kepadanya. Shalahuddin pun memberikan
jaminan keamanan dan ketentraman bagi mereka, dan akhirnya benteng kota
diserahkan kepadanya pada tanggal 14 Ramadhan tahun tersebut.
Sumber : Salahuddin Al-Ayyubi karya
Ibnu Al-Atsir
▷ Best online casino site 2021 | Lucky Club
ReplyDeleteLucky Club Casino offers some of the best online casino games in the UK – including live dealer games, luckyclub.live online slots, table games, and live casino.