Ayat-Ayat Al-Quran Tentang Lauh Mahfudz


Ayat-Ayat Al-Quran Tentang Lauh Mahfudz
Ayat-Ayat Al-Quran Tentang Lauh Mahfudz

Mungkin tidak semua orang tau apa itu Lauh Mahfudz, karena jarang sekali ada orang yang menyinggung masalah ini. Padahal pengetahuan tentang Lauh Mahfudz sangatlah penting, karena dengan pengetahuan itu kita dapat lebih mengenal Allah dan mencintai-Nya. Lauh Mahfudz adalah tempat di mana takdir setiap makhluk dicatat. Jadi takdir manusia, hewan bahkan semua makhluk dari awal kelahirannya sampai kepada kematiannya sudah tercatat di Lauh Mahfudz. “Lauh” berarti “lembaran”, sedangkan “Mahfudz” berarti “terjaga”. Jadi Lauh Mahfudz ini terjaga dari pengurangan, penambahan, perubahan maupun penggantian. Lauh Mahfudz berada di tempat yang tinggi sebagaimana yang dikatakan Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullahu ta’ala. Semua takdir makhluk baik jodohnya, rezekinya, kebahagiaannya, kesedihannya, musibahnya, keadaannya bahkan tempat dan tanggal kematiannya sudah tercantum di dalam Lauh Mahfudz.

Di dalam Al-Quran Lauh Mahfudz memiliki banyak sebuta, seperti Al-Kitabul Mubin, Ummul Kitab, Al-Kitab, Imamul Mubin dan Kitab Masthur. Pada tulisan kali ini kita akan membahas ayat-ayat Al-Quran tentang Lauh Mahfudz. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.


1

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (Q.S. Al-An’aam : 59)

Ayat di atas menjelaskan bahwa daun yang jatuh ke bumi bahkan sesuatu itu basah atau kering sudah tertulis di dalam Lauh Mahfudz.

2

Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfuzh); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: "Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?" Orang-orang musyrik itu menjawab: "Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami," dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. (Q.S. Al-A’raaf : 37)

Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa kebahagiaan kita dan kesedihan kita di muka bumi ini semuanya sudah tercantum di Lauh Mahfudz.

3

Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Q.S. Yunus : 61)

Jadi apapun yang kita lakukan selama di dunia ini, baik itu tersembunyi maupun terang-terangan semuanya sudah tercatat di dalam Lauh Mahfudz.

4

Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh). (Q.S. Ar-Ra’d : 39)

Ayat di atas menerangkan kepada kita bahwa di sisi Allah sajalah terdapat Lauh Mahfudz.

5

Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh). (Q.S. Al-Israa’ : 58)

Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa suatu kaum yang dibinasakan dan diazab Allah Ta’ala semuanya sudah tercatat di Lauh Mahfudz, termasuk dibinasakannya kaum Nuh, kaum Fir’aun, penduduk Aikah, penduduk Rass, kaum Tsamud dan kaum ‘Aad, semuanya ini sudah dicatat di Lauh Mahfudz.

6

Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa; (Q.S. Thaahaa : 52)

Kata “kitab” pada ayat di atas maksudnya adalah Lauh Mahfudz sebagaimana keterangan para ‘ulama tafsir. Nabi Musa ‘alaihissalam dan para nabi semuanya meyakini Lauh Mahfudz dan memang itu wajib bagi setiap mukmin mengimaninya.

7

Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 105)

Ayat di atas menjelaskan bahwa di dalam Lauh Mahfudz telah tertulis bumi ini akan dipusakai oleh hamba-hamba Allah Ta’aka yang saleh.

8

Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Hajj : 70)

Ayat di atas menjelaskan bahwasannya pengetahuan Allah Ta’ala seputar apa yang ada di langit maupun di bumi sudah tercantum di dalam Lauh Mahfudz.

9

Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami." Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)", (Q.S. Saba’ : 3)

Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa segala sesuatu baik itu hal yang kecil sekecil zarrah maupun yang lebih besar dari itu semuanya sudah ada tertulis di Lauh Mahfudz.

10

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah. (Q.S. Faathir : 11)

Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa ketetapan umur itu sudah terdapat di Lauh Mahfudz. Kalau umur kita 50 tahun ya 50 tahun, tidak bisa ditambah dan tidak bisa dikurang.


11

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Q.S. Yaasiin : 12)

Ayat di atas memberitahu kita bahwa segala sesuatu dikumpulkan Allah Ta’ala di dalam Lauh Mahfudz, baik itu takdir makhluk-Nya maupun hal-hal lainnya.

12

Dan sesungguhnya Al-Quran itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (Q.S. Az-Zukhruf : 4)

Ayat di atas menyebutkan bahwa Al-Quran itu di Lauh Mahfudz adalah tinggi sekali nilainya dan begitu banyak mengandung hikmah.

13

Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh. (Q.S. Al-Buruuj : 21-22)

Ayat di atas menjelaskan bahwa Al-Quran tersimpan di dalam Lauh Mahfudz.

14

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Hadiid : 22)

Ayat di atas menerangkan kepada kita bahwa semua musibah yang ada di muka bum ini dan juga musibah yang menimpa kita semuanya telah tertulis di Lauh Mahfudz. Semua perkara itu mudah bagi Allah Jalla Jalaluh

15

Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh). (Q.S. An-Naml : 75)

Ayat di atas menjelaskan bahwa semua perkara baik itu yang gaib maupun yang nyata sudah tertulis di Lauh Mahfudz, Kitab yang nyata.

16

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Q.S. Al-An’aam : 38)

Para ‘ulama tafsifr berbeda pendapat tentang makna “Al-Kitab” pada ayat di atas. Ada yang berpendapat Lauh Mahfudz dan ada juga yang berpendapat Al-Quran, karena baik itu Lauh Mahfudz maupun Al-Quran cocok jika dikaitkan dengan ayat di atas.

17

Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), (Q.S. Al-Waaqi’ah : 77-78)

Ayat di atas menjelaskan bahwasannya Al-Quran itu adalah bacaan yang begitu mulia di Lauh Mahfudz.

18

dan Kitab yang ditulis, (Q.S. Ath-Thuur : 2)

Ayat di atas adalah sumpah Allah Ta’ala dengan Lauh Mahfudz, yaitu Kitab Masthur (Kitab yang ditulis). Ini menunjukkan begitu agungnya dan luar biasanya Lauh Mahfudz ini.

Itulah berbagai ayat-ayat Al-Quran mengenai Lauh Mahfudz. Mungkin masih banyak ayat-ayat tentang Lauh Mahfudz yang tidak disebutkan pada tulisan kali ini karena memang banyak sekali ayat-ayat yang berkaitan tentang Lauh Mahfudz ini, akan tetapi sepertinya 18 ayat di atas sudah mewakili semuanya yang terdapat di Al-Quran. Semoga tulisan ini menambah kecintaan kita kepada Allah Ta’ala dan menambah wawasan kita.


Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

6 komentar:

  1. Asalamualaikum.. Saya ada pertanyaan yg menggajal dari dulu dan saya bingung harus tanya ke siapa, pertanyaan nya jika semuany sudah tertulis di lauh mahfudz berarti jika kita sudah di takdirkan untuk kelak menjadi penghuni surga maka apapun yg kita lakukan pasti akan ada suatu perkara yg membuat kita tetap masuk surga, dan jika sebalik nya maka walaupun kita rajin ibadah dll maka akan ada suatu kejadian yg membuat kita tetap akan ke neraka? Jadi apapun yg kita lakukan kita sudah tidak bisa merubah ketetapan tersebut?

    ReplyDelete
    Replies
    1. https://www.google.co.id/amp/s/abihumaid.wordpress.com/2011/03/03/memahami-qadha-dan-qadar-ketentuan-dan-takdir-allah/amp/

      Delete
    2. Ada solusinya. Anda memperbanyak saja bacaan shalawat kepada Nabi minimal 100 x perhari. Petunjuk hadis, jika membaca shalawat 100 x perhari maka Allah akan memberi cap di kening kita bertuliskan bebas munafik dan bebas neraka. Pilih shalawat pendek, contohnya shalawat khusnul khatimah. Ingat, shalawat sering memberi keajaiban bukan cuma di dunia tapi lebih2 di akhirat. Yakin saja. Cobalah rajin gogling. Cari artikel yg bahas shalawat. Byk di temukan itu. Apa fadilahnya jika baca 100 kali, atau 1000 kali di hari jumat.Kombinasi juga baca al quran. Umpama apa fadilahnya jika al ikhlas di baca berulang sebanyak 100 kali, atau 1000 kali, atau 100.000 kali. Semua ada di internet. Itulah solusi2 nya. Yakin saja.

      Delete
    3. waalaikum salam. jikalau begitu pendapat antum,berarti Alloh bertindak tidak adil dong.sedangkan didalam Al-qur'an banyak disebutkan bahwa tuhan itu Maha adil. kita terlahir kedunia bukan karena "kemauan kita sendiri"..

      Delete
  2. Maaf ya Emang nya kamu sudah tau kamu itu mau masuk surga atau neraka di lauh Mahfudz??? Ya udah kita usaha aja,!! makanya belajar ilmu tauhid klo mau tau jawabannya makasih

    ReplyDelete
  3. Sungguh Allah maha adil, Allah memberi petunjuk kepada kita yaitu Alqur'an pada zaman ini. dalam Alquran di diceritakan golongan (bukan perseorangan atau nama seseorang) yng masuk surga dan golongan masuk neraka. Tiap tiap golongan memiliki amalan yng berbeda. Allah memberi pilihan kpd kita mau ikut amalan yg mana. dan yang golongan surga itu jalannya sulit lagi terjal. bisa di katakan surga itu di dapat dengan kerja keras(usaha) kerena akan ada ujian didalam keimanan kita. karena itulah fitrah manisia jika di kasih ujian jika lulus maka manusia itu akan berkembang/naik tinggkat/derajat.

    ReplyDelete