Peninggalan Kaum Tsamud |
Allah Tabaraka Wa Ta’ala telah banyak mengutus para nabi dan
rasul di muka bumi ini. Setiap rasul yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala utus di
muka bumi ini pasti ada saja yang memperolok-oloknya, tidak sedikit pula yang
berusaha untuk membunuh para rasul Allah Ta’ala.
Dan
tidak datang seorang rasulpun kepada mereka, melainkan mereka selalu
memperolok-olokkannya. (Q.S. Al-Hijr : 11)
Para tulisan kali ini kita akan membahas tentang dakwah Nabi
Shaleh ‘alaihissalam kepada kaumnya, yaitu kaum Tsamud. Mungkin di telinga umat
Islam kaum Tsamud bukanlah hal yang baru, karena banyak sekali ayat-ayat
Al-Quran yang mengulas dan membahas tentang kaum ini. Di dalam Al-Quran
diceritakan bahwa kaum Tsamud menentang dan melawan kepada Nabi Shaleh
‘alaihissalam,
(Kaum)
Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas, (Q.S.
Asy-Syams : 11)
Kisah Nabi Shaleh ‘alaihissalam dengan kaum Tsamud tidak
terlepas dari kisah unta betina. Mau tau bagaimana pembahasan lengkapnya? Simak
pada tulisan ini.
Ketika Nabi Shaleh ‘alaihissalam diangkat menjadi rasul
Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dia pun mendapat tugas untuk berdakwah kepada
kaumnya yakni kaum Tsamud.
Dan
(Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu
selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu.
Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi
Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang
karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih." (Q.S. Al-A’raaf : 73)
Di ayat lain Allah Ta’ala berfirman,
Dan
kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya
Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
(Q.S. Huud : 61)
Dakwah pertama dan terutama dari Nabi Shaleh
‘alaihissalam adalah ketauhidan, yaitu menyembah Allah Yang Maha Esa, tidak ada
Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Nabi Shaleh ‘alaihissalam juga
mejelaskan bahwa unta betina Allah tersebut menjadi tanda bagi mereka, jadi
biarkanlah dia hidup dengan tenang dan jangan sekalipun diganggu, karena
jikalau mereka menentang perintah ini maka mereka akan diazab oleh Allah
Ta’ala.
Dan
ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang
berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan
istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya
untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (Q.S. Al-A’raaf : 74)
Ayat di atas menjadi pesan dan renungan bagi
kita untuk selalu mensyukuri nikmat-nikmat Allah dan jangan sekali-kali kit
amembuat kerusakan di bumi Allah ‘Azza Wa Jalla. Setelah Nabi Shaleh
‘alaihissalam menyampaikan ajaran yang datang dari Allah, para pemuka kaumnya
malah menentang ajaran yang mengajak kepada kebaikan ini.
Pemuka-pemuka
yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang
dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: "Tahukah kamu bahwa
Shaleh di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?." Mereka menjawab:
"Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk
menyampaikannya." (Q.S. Al-A’raaf : 75)
Para pemuka kaum tersebut menyombongkan diri
seakan mengejek orang-orang yang percaya kepada ajaran Nabi Shaleh
‘alaihissalam. Akan tetapi, orang-orang yang sombong di antara kaum Tsamud
malah tidak percaya kepada ajaran yang dibawa Nabi Shaleh ‘alaihissalam.
Orang-orang
yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang yang
tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu." (Q.S. Al-A’raaf : 76)
Lalu mereka pun menyembah unta betina
tersebut dan mengabaikan perintah Allah yang telah disampaikan Nabi Shaleh
‘alaihissalam. Tidak hanya itu, setelah mereka sembelih unta betina tersebut
mereka pun seakan menyuruh Nabi Shaleh ‘alaihissalam untuk mendatangkan azab
yang pernah diancamkan kepada mereka.
Kemudian
mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah
Tuhan. Dan mereka berkata: "Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu
ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus
(Allah)." (Q.S. Al-A’raaf : 77)
Maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha
Perkasa menimpakan kepada kaum Tsamud gempa, sehingga mereka menjadi
mayat-mayat yang bergelimpangan.
Karena
itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan
di tempat tinggal mereka. (Q.S. Al-A’raaf : 78)
Di ayat lain,
Dan
satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu
mereka mati bergelimpangan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah berdiam
di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka.
Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud. (Q.S. Huud : 67-68)
Setelah itu, Nabi Shaleh ‘alaihissalam
mengingatkan sekali lagi bahwa dia adalah seorang rasul yang menyampaikan
amanat yang datang dari Tuhan, dia sudah menasehati kaumnya akan tetapi mereka
malah tidak suka dengan orang-orang yang memberi nasehat.
Maka
Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku sesungguhnya aku
telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat
kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat."
(Q.S. Al-A’raaf : 79)
Itulah kisah dakwah Nabi Shaleh
‘alaihissalam kepada umatnya yaitu kaum Tsamud. Sudah seharusnya kita mengambil
pelajaran dari kisah di atas sambil mentadabburi ayat-ayat Al-Quran. Salah satu
pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah di atas adalah jangan sekali-kali
menentang apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, karena itu adalah suatu
bentuk menentang Allah dan hal itu menjadi salah satu sebab kita diazab Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment