Dedaunan |
Banyak sekali umat Kristen menggunakan berbagai cara untuk
membuktikan kebenaran ajaran mereka dan kesalahan ajaran agama lain terutama
Islam. Salah satu cara yang mereka gunakan adalah dengan mengatakan bahwa
mukjizat yang dilakukan Yesus Kristus lebih besar dibandingkan mukjizat yang
dilakukan Nabi Muhammad sehingga Yesus lebih besar daripada Muhammad.
Untuk menjawab pertanyaan itu terlebih dahulu ingin saya
jelaskan ialah memang benar, ada sebagian nabi yang dilebihkan Allah Ta’ala
dibandingkan sebagian nabi yang lainnya. Itu sebagaimana yang tertera di dalam
Al-Quran.
Dan
Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan
sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang
lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (Q.S. Al-Israa’ : 55)
Akan tetapi hanya Allah-lah yang mengetahui siapa yang
dilebihkan-Nya dibandingkan nabi yang lainnya, ini bukanlah urusan kita. Akan
tetapi ini semua adalah keputusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kita tidak ada
berhak mengatakan seorang nabi lebih besar ataupun lebih hebat dibandingkan
seorang nabi yang lainnya.
Kemudian, sebenarnya mukjizat itu tidak menentukan seseorang
lebih besar ataukah tidak, itu sebagaimana yang diterangkan di dalam Alkitab,
Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah
tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang
terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya. (Matius 11 : 11)
Di dalam Alkitab disebutkan bahwa tidak ada seseorang yang
lebih besar dibandingkan Yohanes Pembaptis, padahal Yohanes Pembaptis tidak
pernah melakukan satu mukjizat pun. Kalau tidak percaya silahkan bongkar
Alkitab anda dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu, anda tidak akan menemukan
satu mukjizat pun yang pernah dilakukan oleh Yohanes Pembaptis. Jadi menurut
Yesus mukjizat itu tidak membuktikan bahwa seseorang itu lebih besar
dibandingkan yang lainnya. Jadi ini tidak membuktikan bahwa Yesus lebih besar
dibandingkan dengan Muhammad.
Seperti yang kita ketahui bahwa Yesus memang banyak
melakukan mukjizat, seperti menenangkan angin topan, membunuh 2000 babi,
memberi makan banyak orang dari sedikit roti dan banyak lagi yang lainnya. Akan
tetapi ini darimana dia mendapatkan mukjizat ini? Perhatikan jawaban Yesus
berikut ini.
"Kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. (Matius 28 : 18)
Yesus DIBERIKAN BERBAGAI KUASA, oleh siapa? Oleh
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Jadi, segala mukjizat yang dilakukan Yesus bukanlah
membuktikan bahwa dia tuhan, akan tetapi semua mukjizat itu dilakukan untuk
membuktikan risalah yang dia bawa kepada Bani Israil. Al-Quran juga setuju
bahwa Yesus adalah nabi dan utusan kepada Bani Israil, dan untuk membuktikan
risalahnya itu dia diberikan berbagai mukjizat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dan
(sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka):
"Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda
(mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk
burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin
Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang
berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku
kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku)
bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. (Q.S. Ali ‘Imran : 49)
Semua mukjizat yang dilakukan Yesus terjadi atas izin Allah
Ta’ala, Yesus bukanlah pemilik asli dari kuasa untuk melakukan mukjizat, akan
tetapi semua itu adalah pemberian dari Allah yang dilakukannya atas izin Allah.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga telah banyak melakukan mukjizat
seperti terbelahnya bulan, ini juga diabadikan di Al-Quran.
Telah
dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. (Q.S. Al-Qamar : 1)
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga melakukan
mukjizat ini untuk membuktikan kerasulannya, dan mukjizat ini juga dilakukan
atas izin Allah ‘Azza Wa Jalla.
Jadi kesimpulannya adalah, mukjizat tidak membuktikan
seseorang lebih besar dibandingkan seseorang lainnya, akan tetapi hanya Allah
sajalah yang tahu siapa yang lebih besar dibandingkan orang lainnya.
Semoga bermanfaat.
Di dalam QS 6:101 dikatakan:
ReplyDeleteBagaimana Allah Swt memiliki anak, padahal Allah Swt tidak mempunyai istri?
Coba resapi kalimat itu. konyol sekali, bukan? Itu artinya, Allah Swt seperti manusia. Dia ber-penis.
Allah Swt tidak mungkin punya anak, karena Allah Swt tidak punya istri... dengan kata lain : ALLAH SWT ADALAH MAHLUK BERKELAMIN JANTAN YANG JOMBLO (BUJANGAN)... JABLAY NGGAK YA ? wkwkwkwkkk
Kalau seandainya Allah Swt punya istri, tentu dia bisa punya anak.
Bukankah itu ciri-ciri manusia, bukan ciri-ciri Tuhan?
Tuhan tidak perlu istri untuk bisa memiliki anak-anak. Tuhan itu roh. Jadi bagaimana Muhammad bisa mengatakan Allah Swtnya itu butuh istri agar bisa punya anak?
TOLOL SEKALI pemahamannya!!!!
Itulah kontradiksi paling yahud dalam Alquran. Di satu ayat, Allah Swtkatanya TIDAK SERUPA dengan apapun, tapi di ayat yang lain malah secara terang-terangan dan lucu sekali, Allah Swt dicirikan seperti manusia, yaitu "laki-laki"
Kalau pernyataan di atas ditujukan kepada manusia: Bagaimana Romadi memiliki anak, padahal Romadi tidak mempunyai istri?
Ini masih bisa diterima akal.
Lha pernyataan seperti itu kok diterapkan untuk Tuhan?
Allah Swt, bukanlah Tuhan, karena dia makhluk biologis , butuh istri agar bisa melahirkan anak-anak biologisnya. Dan ini bertentangan dengan QS 112:4 dan QS 42:11 yang menyatakan Allah Swt tidak serupa dengan makhluk.
Bagi muslim, ide tentang kemungkinan Allah swt punya anak adalah suatu ide yang absurd karena berpotensi kepada penyekutuan Alllah swt. Di lain pihak, quran, dalam hal ini mencerminkan sudut pandang insani Muhammad, mengatakan apabila Allah swt punya anak dengan status yang sama, maka mereka masing-masing akan saling membawa sekutu masing-masing berperang satu sama lain. Muhammad tidak punya ide tentang ilah-ilah yang memiliki kemampuan bekerja sama secara harmonis. Hal ini muncul dari pemikiran pribadinya sendiri yang tidak menolerir kerja sama dengan pihak lain. Ia harus menang mengalahkan siapapun agar dia menjadi Maha Kuasa...
Tetapi apa benar bahwa Allah swt TIDAK MUNGKIN PUNYA ANAK..., apa lagi ternyata yang dijadikan "sebagai" anak adalah merupakan ciptaannya sendiri?
Sekali lagi..., muslim treak dengan PD-nya, "Masya Allah, Allah swt tidak pernah berfikir punya niat seperti itu! Lu orang jangan suka memutar balik menyalah tafsirkan seenak jidatmu, hei kafir!"
Hehehe....
Untuk menjawab dan mengingatkan muslim, bahwa sesungguhnya bukanlah hal yang memalukan bagi Allah swt punya anak, muslim seharusnya membaca Surah ini:
QS Az-Zumar (39): 4
Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Maha Suci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
Dari sudut pandang quran sendiri, quran mengatakan bahwa Allah swt dimunginkan memiliki anak dengan MEMILIH menurut kehendaknya.