Ayat Al-Quran Tentang Sakit |
Semua manusia yang hidup di muka bumi ini pasti pernah
merasakan sakit, bahkan Nabi kita tercinta Muhammad shalllallahu ‘alaihi wa
sallam juga pernah terkena sakit. Penyakit apapun itu datangnya dari Allah
Subhanahu Wa Ta’ala, artinya penyakit itu memang Allah Ta’ala yang turunkan dan
Dia juga menurunkan obatnya. Penyakit dijadikan Allah Ta’ala agar menguji
hamba-hamba-Nya, Dia menjadikan penyakit sebagai ujian apakah hamba-hamba-Nya
akan tetap taat kepada-Nya meskipun dalam keadaan sakit ataukah malah berpaling
dari-Nya. Penyakit juga dapat menghapus dosa kita dan mengangkat derajat kita.
Sudah seharusnya kita bersabar atas segala hal yang menimpa kita, termasuklah
penyakit. Perhatikanlah penutup Surah Ali ‘Imran ini,
Hai
orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah,
supaya kamu beruntung. (Q.S. Ali ‘Imran : 200)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyuruh kita agar
sabar dengan sabar yang baik
Maka
bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. (Q.S. Al-Ma’aarij : 5)
Pada tulisan kali ini kita akan membahas tentang ayat-ayat
Al-Quran yang berbicara mengenai sakit. Mari kita simak tulisan ini agar kita dapat
mengambil hikmah dan manfaat darinya.
Tidak ada dosa atas
bagi orang yang sakit apabila tidak ikut berperang
Tiada
dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang
sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah
dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya
dengan azab yang pedih. (Q.S. Al-Fath : 17)
Apabila
dalam keadaan sakit diperbolehkan untuk tidak puasa, akan tetapi diganti pada
hari yang lainnya
(yaitu)
dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang
sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi
orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar
fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan
hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah : 184)
(Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena
itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari
yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Q.S. Al-Baqarah : 185)
Orang-orang
yang sakit yang mencari sebagian karunia Allah Ta’ala
Sesungguhnya
Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga
malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan
dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan
siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan
batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu
bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di
antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di
jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Quran dan dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman
yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang
paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Muzzammil : 20)
Tentang
kesucian dalam sholat dan tayammum
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri
mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja,
hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang
dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak
mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun. (Q.S.
An-Nisaa’ : 43)
Seputar
sholat khauf (sholat saat perang)
Dan
apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak
mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka
berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka
(yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah
mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang
golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka
denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata.
Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta
bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu
meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan
atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah
menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu. (Q.S. An-Nisaa’ :
102)
Uzur-uzur syara’
untuk tidak berjihad
Tiada
dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang
yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka
nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada
jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, (Q.S. At-Taubah : 91)
Rasa
sakit yang dialami Maryam saat akan melahirkan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam
Maka
rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon
kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan
aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan." (Q.S. Maryam : 23)
Allah-lah
yang telah menyembuhkan kita
dan
apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, (Q.S. Asy-Syu’araa’ : 80)
Nabi
Yunus ‘alaihissalam saat keluar dari perut ikan
Kemudian
Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. (Q.S.
Ash-Shaaffaat : 145)
Ujian terhadap Nabi
Sulaiman ‘alaihissalam
Dan
sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di
atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat.
(Q.S. Shaad : 34)
Penyakit hati
Atau
apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak
akan menampakkan kedengkian mereka ? (Q.S. Muhammad : 29)
Dan
adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat
itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan
mereka mati dalam keadaan kafir. (Q.S. At-Taubah : 125)
(Ingatlah),
ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya
berkata: "Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya."
(Allah berfirman): "Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Al-Anfaal : 49)
Dalam
hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka
siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (Q.S. Al-Baqarah : 10)
Obat
penyakit hati dan sebagai penawar
Dan
Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
selain kerugian. (Q.S. Al-Israa’ : 82)
Doa
Nabi Ayyub ‘alaihissalam saat ditimpa penyakit
dan
(ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku),
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha
Penyayang di antara semua penyayang." (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 83)
Madu
dapat dijadikan sebagai obat
kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (Q.S. An-Nahl : 69)
Itulah berbagai pembahasan ayat-ayat
Al-Quran tentang sakit, penyakit dan bagaimana solusi dari Al-Quran terhadap
penyakit. Sudah menjadi kewajiban kita mengambil hikmah dan pelajaran yang
terdapat di dalam Al-Quranul Karim. Mari kita renungi ayat-ayat di atas dan
mentaati apa yang ada di Al-Quran, karena sesungguhnya Al-Quran adalah firman
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Mulia.
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment