Siapakah “Engkau” dan “Kami” Pada Surah Al-Fatihah


Siapakah "Engkau" dan "Kami" di Surah Al-Fatihah?
Siapakah "Engkau" dan "Kami" di Surah Al-Fatihah?

Banyak sekali cara-cara yang dilakukan orang-orang kafir terutama orang Kristen untuk membuktikan kesalahan Al-Quran. Bahkan cara-cara yang dilakukan sangatlah berbahaya dan dapat mempengaruhi umat Islam yang lemah imannya. Cara yang paling banyak dilakukan adalah dengan menyampaikan ayat Alkitab dan mengatakan ada kesalahan di Al-Quran. Salah satu pertanyaan sekaligus tuduhan yang sering mereka gunakan adalah Surah Al-Fatihah. Ada apa rupanya dengan Al-Fatihah? Orang-orang Kristen ada yang bertanya, “Kenapa pada Surah Al-Fatihah ada terdapat lafadz ‘kami’ dan ‘engkau’, bukankah itu firman Allah? Seharusnya kalau firman Allah bisa menggunakan lafadz ‘aku’. Bukankah itu menunjukkan bahwa Al-Quran adalah karya manusia dan bukan firman Allah?”

Baiklah, saya akan menjawab semua tuduhan yang diberikannya. Pertama-tama ada baiknya kita kembali membaca terjemahan Al-Quran dari awal Surah Al-Fatihah sampai ayat terakhirnya.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Fatihah : 1)

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S. Al-Fatihah : 2)

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Fatihah : 3)

Yang menguasai di Hari Pembalasan. (Q.S. Al-Fatihah : 4)

Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan (Q.S. Al-Fatihah : 5)

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (Q.S. Al-Fatihah : 6)

(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Q.S. Al-Fatihah : 7)

Yang dimaksud oleh orang tersebut adalah ayat 5-7. Apakah ayat 5-7 firman Tuhan? Tentu saja kesemua ayat pada surah Al-Fatihah adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala tanpa keraguan sedikitpun. Lalu ada yang bertanya, “Kenapa Allah berfirman ‘hanya kepada Engkau yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan’ Siapakah ‘Engkau’ dan ‘Kami’ pada ayat ini?

Kalau kita melihat konteks ayatnya maka sudah jelas bahwa ayat ke 5-7 itu adalah doa kita (hamba Allah/manusia), bukanlah doa Allah. Karena tidak mungkin Allah memohon, sedangkan Allah tempatnya memohon dan bergantung seluruh makhluk,

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Q.S. Al-Ikhlash : 2)

Jadi, ‘engau’ pada surah Al-Fatihah itu merujuk kepada Allah, dan ‘kami’ merujuk kepada kita yang memohon kepada Allah. Karena kita perhatikan konteks ayat tersebut, yaitu adalah doa kita kepada Allah. Maksudnya Allah sedang menceritakan ataupun berfirman tentang orang yang memohon kepada-Nya. Kalau kita mengutip ayat dan tidak membaca konteksnya maka kita akan banyak salah paham tentang ayat-ayat Al-Quran. Contohnya seperti ini,

Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan (kembali)? (Q.S. Ash-Shaaffaat : 16)

Apakah ayat ini firman Allah Ta’ala? Ya tentu saja firman Allah Ta’ala. Apakah ‘kami’ itu merujuk kepada Allah? Apakah Allah mengatakan, “apabila kami telah mati?” Apakah Allah mengatakan, “apakah benar-benar kami akan dibangkitkan? Tentu saja tidak. Kalau kita merujuk kepada konteks ayatnya maka ayat tersebut membahas tentang orang-orang yang ragu tentang kebangkitan manusia pada hari Kiamat kelak. Semua ayat Al-Quran adalah firman Allah Ta’ala, tapi untuk memahami ayatnya perhatikan konteks ayatnya, baik itu ayat sebelumnya ataupun ayat sesudahnya, bukan asal mengutip dan mengambil kesimpulan seenaknya saja. Kalau kita tidak memahami konteks kita akan salah total bukan?

Maka dari itu orang-orang cerdas tidak akan bertanya seperti pertanyaan tentang Surah Al-Fatihah di atas. Kalau mereka cerdas maka mereka akan tahu bahwa konteksnya bukan merujuk kepada Allah, akan tetapi Allah sedang menceritakan orang-orang yang berdoa dan memohon kepada-Nya. Akan tetapi tidak masalah, karena tidak semua orang mengerti tentang hal ini apalagi orang-orang nonmuslim. Maka dari itu penting sekali pengetahuan tentang Al-Quran dan meneliti ayat-ayat Al-Quran, bukan dengan sok tahu mengatakan sesuatu akan tetapi ilmu kita masih sedkit tentang hal itu.

Jadi sudah jelas bahwa ayat Al-Fatihah tentang “Engkau” dan “Kami” bukan bermaksud Allah berdoa, akan tetapi itu maksudnya adalah Allah sedang menceritakan hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya. Jadi kata “Engkau” itu merujuk kepada Allah, dan kata “Kami” merujuk kepada kita yang memohon kepada Allah.

Sebagai penutup saya menyampaikan kepada orang-orang yang giat mencari-cari kesalahan Al-Quran dan kelemahan Islam untuk memperbanyak ilmunya, bukan sekedar menyampaikan sesuatu tetapi ilmunya masih sedikit. Perhatikanlah pesan Allah di dalam Al-Quran,

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Q.S. Al-Israa’ : 36)

Semoga bermanfaat.

Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

  1. Sebenarnya masalahnya bukan pada beberapa ayat, tapi seluruh ayat.
    coba perhatikan, cermati, telaah, dan pikirkan baik2 secara jujur dan terbuka, kemudian tanyakan pertanyaan berikut setelah membaca masing-masing ayat.

    "Siapakah yang mewahyukan surah Al Fatihah?"

    just for shake your mind, terdapat bbrp perkiraan jawabannya sbb:

    1. Apakah Alloh SWT? jika iya, kenapa Alloh sendiri SWT mengucap BISMILLAH? kenapa Alloh SWT berdoa? kepada siapa dia berdoa?
    2. Apakah nabi Muhammad sendiri? Jika iya, kenapa Al Quran disebut2 sbg wahyu Alloh SWT?
    3. Apakah ada penulis lain yang merevisi isi Al Fatihah dalam kurun waktu 100-300 tahun kemudian pada perkembangan awal agama islam?

    Mohon menjawab dengan jujur dan hati yang bersih.

    ReplyDelete