Siapa Yang Lebih Tua Antara Ismail dan Ishaq? |
Isma’il ‘alaihissalam dan Ishaq ‘alaihissalam adalah dua
putra Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Keduanya adalah nabi seperti ayah mereka.
Jadi mereka berdua merupakan darah daging langsung dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
akan tetapi beda ibu. Nabi Isma’il ‘alaihissalam merupakan anak dari Siti
Hajar, sedangkan Nabi Ishaq ‘alaihissalam adalah anak dari Siti Sarah. Dari
Nabi Isma’il ‘alaihissalam lahirlah nabi kita tercinta Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam, sedangkan dari Nabi Ishaq ‘alaihissalam lahirlah para nabi
Bani Israil seperti Nabi Dawud, Sulaiman, Musa dan ‘Isa. Maka dari itu Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga disebut Bani Isma’il, artinya
keturunan Isma’il. Sedangkan Bani Israil sebenarnya merujuk kepada Nabi Ya’qub
‘alaihissalam yang merupakan anak kandung dari Nabi Ishaq ‘alaihissalam. Nabi
Ya’qub memiliki nama lain Israil, maka dari itu Bani Israil berarti keturunan
Nabi Ya’qub ‘alaihissalam. Sebenarnya semua keturunan Bani Israil maupun
anak-anak dari Nabi Ishaq juga disebut Bani Ishaq yang berarti anak keturunan
Ishaq ‘alaihissalam. Jadi sejatinya Bani Isma’il dan Bani Ishaq bersaudara dan
nasabnya bertemu pada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, hanya saja berasal dar ibu
yang berbeda. Maka dari itu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam juga dijuluki Bapak Para
Nabi, karena darinya lahir begitu banyak nabi meskipun anaknya hanya dua.
Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai siapa yang
lebih tua di antara Isma’il dan Ishaq. Untuk mengetahui jawabannya kita akan
merujuk kepada Kitabullah Al-Quran. Jadi dikisahkan di Al-Quran bahwa Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam berdoa agar dikaruniakan seorang anak,
Ya
Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang
saleh. (Q.S. Ash-Shaaffaat : 100)
Kemudian Allah Tabaraka Wa Ta’ala menjawab doa kekasih-Nya
itu dengan mengaruniakannya Isma’il ‘alaihissalam,
Maka
Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. (Q.S.
Ash-Shaaffaat : 101)
Kemudian pada ayat selanjutnya dikisahkan mengenai perintah
Allah kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam untuk menyembelih putranya itu.
Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." Tatkala keduanya
telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya),
(nyatalah kesabaran keduanya ). (Q.S. Ash-Shaaffaat : 102-103)
Tetapi karena keteguhan keimanan keduanya maka Allah Ta’ala
memberi kabar berupa batalnya penyembelihan Isma’il dan diganti dengan seekor
kambing, Allah Ta’ala juga memberi pujian kepada Ibrahim ‘alaihissalam.
Dan
Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan
mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami
tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim
itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
(yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim." Demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk
hamba-hamba Kami yang beriman. (Q.S. Ash-Shaaffaat : 104-111)
Kemudian pada ayat selanjutnya Allah Tabaraka Wa Ta’ala
menceritakan tentang kelahiran Ishaq ‘alaihissalam.
Dan
Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk
orang-orang yang saleh. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan
diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap
dirinya sendiri dengan nyata. (Q.S. Ash-Shaaffaat : 112-113)
Sedangkan untuk kisah lebih rinci kelahiran
Nabi Ishaq ‘alaihissalam diceritakan Allah Jalla Jalaluh pada ayat berikut,
Dan
sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim
dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: "Selamat." Ibrahim
menjawab: "Selamatlah," maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan
daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak
menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada
mereka. Malaikat itu berkata: "Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah
(malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth." (Q.S. Huud : 69-70)
Ternyata istri Nabi Ibrahim ‘alaihissalam (Siti
Sarah) mendengar percakapan suaminya dengan para tamunya itu,
Dan
isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan
kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari Ishaq (akan lahir
puteranya) Ya'qub. Isterinya berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku
akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini
suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar
suatu yang sangat aneh." Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu
merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan
keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha
Terpuji lagi Maha Pemurah." (Q.S. Huud : 71-73)
Jadi kalau kita melihat rincian kisah di
atas sangat jelas bahwasannya yang lebih tua adalah Isma’il ‘alaihissalam,
sedangkan adiknya yaitu Ishaq ‘alaihissalam. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam sangat
bersyukur kepada Allah atas kehadiran dua anaknya ini.
Segala
puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan
Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.
(Q.S. Ibrahim : 39)
Untuk mempertegas bahwasannya Isma’il lebih
tua dibandingkan Ishaq adalah ayat-ayat berikut, yang mana penyebutannya diurutkan
dari yang lebih tua dan diikuti dengan yang lebih muda, yaitu Ibrahim, Isma’il,
lalu Ishaq kemudian Ya’qub.
Katakanlah:
"Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan
yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya,
dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami
tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah kami
menyerahkan diri." (Q.S. Ali ‘Imran : 84)
Adakah
kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata
kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka
menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim,
Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya". (Q.S. Al-Baqarah : 133)
Semoga pembahasan ini bermanfaat dan menambah wawasan kita.
0 komentar:
Post a Comment