Apakah Benar Kisah Pelacur Yang Masuk Surga?


Kisah Pelacur Masuk Surga?
Kisah Pelacur Masuk Surga?

Di tengah masyarakat banyak sekali beredar kisah-kisah Islami. Tetapi sayangnya tidak semua kisah-kisah itu berasal dari sumber yang benar. Banyak kisah-kisah yang ada di sekitar kita tidak jelas kebenarannya. Maka dari itu kalau ada suatu kisah maka kita tidak boleh langsung mempercayainya sebagai kisah yang benar. Apalagi jikalau kisah itu berkaitan dengan akidah dan ibadah, itu bisa menjadi penyimpangan yang nyata. Belum lagi jikalau semakin disebarkan dari yang satu ke orang lain, maka kisah itu pun dianggap benar dan sudah tidak bisa diluruskan kembali. Itulah yang banyak terjadi saat ini. Terlebih lagi sekarang sudah ada internet yang mudah sekali menyebarkan suatu kisah tanpa mencantumkan sumber yang jelas. Banyak kisah-kisah yang belum pasti benar atau salahnya, bahkan banyak pula kisah yang salah karena tidak sesuai dengan kenyataan. Maka dari itu pandai-pandailah kita mencari suatu kisah, usahakan kisah tersebut mempunyai rujukan misalnya ayat Al-Quran, haditsnya apa, periwayatnya siapa, status haditsnya apa, atau kalau karangan ulama bisa dijelaskan apa nama karangannya dan siapa pengarangnya.


Pada tulisan kali ini kita akan membahas tentang apakah benar kisah pelacur yang masuk surga. Kisah ini banyak sekali beredar di tengah-tengah kita dan tersebar luas di internet. Tetapi apakah kisah ini benar ataukah tidak? Jawabannya adalah benar. Kisah ini benar dan diceritakan sendiri oleh baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kisah ini terdapat pada sahih Muslim, sehingga kisah ini secara riwayat bersambung sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berikut adalah kisahnya.

Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ta’ala ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada seorang wanita pezina melihat seekor anjing di hari yang panasnya begitu terik. Anjing itu mengelilingi sumur tersebut sambil menjulurkan lidahnya karena kehausan. Lalu wanita itu melepas sepatunya (lalu menimba air dengannya). Ia pun diampuni karena amalannya tersebut. (HR. Muslim no. 2245)


Jadi kisah pelacur yang masuk surga itu adalah benar dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menceritakannya. Kisahnya sahih karena riwayatnya bersambung (marfu’) sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan terdapat pada sahih Muslim yang tidak diragukan lagi kebenaran isinya.

Lalu ada yang bertanya untuk apa beramal kalau seorang pelacur bisa masuk surga hanya dengan menolong hewan? Yang pertama-tama ingin saya jelaskan adalah seorang muslim yang melakukan dosa besar tidaklah divonis seorang kafir. Bisa saja Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengampuni dosa besar tanpa taubat karena dia melakukan suatu kebaikan yang mana karena kebaikan itu Allah mengampuninya. Jadi mengampuni seseorang atau memasukkan seseorang ke dalam surga itu adalah hak Allah, itu kehendak Allah.

Yang kedua adalah seseorang itu dilihat dari akhir kehidupannya. Bisa saja seseorang banyak beramal tapi tidak masuk surga dikarenakan di akhir kehidupannya dia berbuat maksiat. Sebaliknya, bisa saja seseorang yang suka berbuat maksiat dan dosa tetapi di akhir kehidupannya dia menyesali perbuatannya dan bertaubat kepada Allah, nah pada posisi ini bisa saja Allah Ta’ala memasukkannya ke dalam surga. Tetapi masalahnya kita tidak tahu kapan kita mati, kita tidak tahu takdir kita ke depannya bagaimana. Maka dari itu kita diperintahkan Allah Ta’ala terus beramal dan berbuat baik, agar akhir kehidupan kita pun berakhir dengan baik sehingga itu bisa menjadi penyebab kita masuk ke dalam surga Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Lalu apa faedah utama dari kisah ini? Kisah ini mengajarkan kita untuk berbuat baik sekecil apapun itu. Ketahuilah bahwa Allah itu menyukai orang yang berbuat baik meskipun hanya sekedar memberikan senyuman kepada saudara kita sesama muslim.

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al-Baqarah : 195)

Semua amal kita akan dibalas setimpal, semua amal dan perbuatan kita akan dibalas meskipun itu sebesar dzarrah.

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Q.S. Az-Zalzalah  7-8)

Maka dari itu kiranya kisah ini memotivasi kita untuk terus berbuat baik dan beramal baik meskipun itu hanya perkara kecil. Bisa saja karena perbuatan baik kita yang kecil itu maka kita pun diampuni Allah Jalla Jalaluh. Mari kita perbanyak amal, tinggalkan maksiat dan tetap istiqomah menjalankannya.


Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment