Kenapa Taubat Fir’aun Tidak Diterima Allah? |
Saat ini umat Islam masih ada yang bertanya-tanya mengenai Fir’aun.
Kali ini bukan bertanya masalah siapa itu Fir'aun ataupun azab yang diterimanya, akan tetapi bertanya tentang apakah
taubat Fir’aun diterima Allah ataukah tidak. Padahal Allah mengazabnya dengan
azab yang sangat keras. Lalu apa jawaban kami?
Fir’aun diazab Allah dengan azab yang sangat dahsyat dan
menyakitnya, baik di dunia maupun di akhirat.
Maka
Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. (Q.S. An-Naazi’aat
: 25)
(Baca Juga : Penjelasan Tentang Anjing di Al-Quran)
Lalu bagaimana dengan taubat Fir’aun yang beriman kepada Allah?
Dan
Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun
dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga
bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya
bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan
saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (Q.S.
Yunus : 90)
Taubat Fir’aun tidak diterima Allah, sebagaimana lanjutan dari
ayat di atas. Yang mana Allah berkata kepada Fir’aun,
Apakah
sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak
dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Yunus : 91)
Lalu kenapa taubat Fir’aun tidak diterima Allah? Karena Fir’aun
sudah terlambat untuk bertaubat. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda bahwa taubat seorang hamba diterima selama ruhnya belum
sampai ke tenggorokannya. Nah saat Fir’aun bertaubat, nyawanya sudah sampai
tenggorokannya.
“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang
hamba, selama (ruh) belum sampai di tenggorokan” (Hadits shahih riwayat
At-Tirmidzi, no. 3537, Al-Hakim (IV/257), Ibnu Majah, no. 4253. Lafazh hadits
ini menurut Imam At Tirmidzi).
(Baca Juga : Kumpulan Doa-Doa Nabi Ibrahim)
Mengenai taubat yang terlambat juga dijelaskan Allah Ta’ala di
Al-Quran,
Dan
tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan
(yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah)
ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang." Dan tidak
(pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran.
Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (Q.S. An-Nisaa’ :
18)
Jadi kalau saja Fir’aun bertaubat kepada Allah
sebelum nyawanya sampai ke tenggorokannya maka taubatnya pasti diterima Allah
Jalla Jalaluh.
Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia
mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Q.S. An-Nisaa’ : 110)
Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Q.S. Az-Zumar : 53)
Dan
Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan
kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan, (Q.S. Asy-Syuura :
25)
Akan tetapi berhubung Fir’aun terlambat
bertaubat karena dia bertaubat saat ruhnya sudah sampai di tenggorokkan maka
taubatnya tidak akan diterima Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Jadi apakah taubat Fir’aun diterima Allah?
Jawabannya tidak. Kenapa? Karena Fir’aun terlambat bertaubat, dia bertaubat
saat nyawanya sudah sampai tenggorokkan. Maka dari itu jangan sampai kita
seperti Fir’aun yang bertaubat saat mau mati. Seharusnya kita bertaubat dan
mohon ampun kepada Allah setiap hari, karena kita tidak tahu kapan kita akan
mati. Iya kalau kita sempat bertaubat, kalau kita tidak sempat bagaimana?
Wahai saudara-saudaraku, cukuplah kisah Fir’aun
sebagai pelajaran dan renungan bagi kita agar jangan sampai-sampai seperti dia.
Jangan sombong seperti dia, jangan berbuat zalim seperti dia, jangan mau
diperbudak nafsu dan kedudukan seperti dia. Mari kita bertaubat kepada Allah
dan berlindung dari segala kejelekan. Jangan sampai kita menyesal di kemudian
hari. Jangan sampai kita menangis saat malaikat Maut mencabut nyawa kita,
jangan sampai menyesal saat nyawa sudah sampai di tenggorokan.
(Baca Juga : Kisah Penduduk Aikah di Al-Quran)
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment