Peristiwa Blokade Saifuddin Terhadap ‘Imaduddin di Sinjar |
Ketika Shalahuddin menguasai Damaskus, Hamash, dan Humat, Raja Shalih
Isma`il Ibn Nuruddin menulis surat kepada sepupunya, Saifuddin Ghazi Ibn
Quthbuddin Mawdud, untuk mengangkat senjata melawan Shalahuddin. Raja
memintanya untuk bergabung melawan Shalahuddin, dan mengambil alih negeri
tersebut dari tangan Shalahuddin. Saifuddin lalu mengumpulkan bala tentaranya,
dan menulis surat kepada kakaknya, ‘Imaduddin Zanki -penguasa Sinjar-,
memerintahkannya untuk segera bergabung dengan pasukannya menuju Syam.
Akan tetapi `Imaduddin menolak, sebab Shalahuddin telah membuat
perjanjian dengannya, dan menawarinya kekuasaan. Ketamakakannya akan
kekuasaanlah yang membuatnya menolak ajakan adiknya. Ketika Saifuddin mendengar
penolakan ini, ia segera menyiapkan adiknya, ‘Izzuddin Mas`ud, dalam sebuah
pasukan besar yang dipimpinnya. Ia mengerahkan pasukannya menuju Syam yang panglimanya
adalah seorang emir tertua bernama ‘Izzuddin Mahmud, yang juga dijuluki Zalfandar.
Saifuddin mengangkatnya sebagai pengambil keputusan. Lalu Saifuddin berangkat
menuju Sinjar dan mengepungnya pada bulan Ramadhan 570 H. Ia menyerang Sinjar
dengan sekuat tenaga.
Akan tetapi `Imaduddin masih menolak permintaannya dan gigih mempertahankan
kotanya hingga pengepungan atasnya berlanjut. Di tengah-tengah pengepungan ini,
tiba-tiba Saifuddin menerima berita kekalahan pasukan yang dipimpin adiknya, ‘Izzuddin
Mas’ud, dari Shalahuddin. Seketika itu juga ia mengirim surat kepada saudaranya,
’Imaduddin, dan mengajaknya berdamai. Lalu Saifuddin mundur ke Moshul. Setelah
kekalahan Saifuddin ini, semakin kokohlah kedudukan Shalahuddin hingga ia
ditakuti dan disegani. Banyak utusan, baik dari Shalahuddin maupun Saifuddin,
yang dikirim untuk perundingan damai, akan tetapi tidak juga bisa tercapai.
Sumber : Salahuddin Al-Ayyubi karya Ibnu Al-Atsir
0 komentar:
Post a Comment