Tongkat Nabi Musa 'alaihissalam |
Nabi Musa ‘alaihissalam adalah tokoh yang paling banyak
disebut di dalam Al-Quranul Karim dibandingkan lainnya. Kisah Nabi Musa
‘alaihissalam pun hampir terdapat di setiap surah Al-Quran, terlebih lagi di
surah-surah yang ayatnya panjang dan banyak. Siapa yang tidak mengenal sosok
Musa ‘alaihissalam? Beliau merupakan tokoh utama menurut agama Yahudi sekaligus
diimani 3 agama Samawi (Yahudi, Nasrani dan Islam). Ketiga agama Samawi sepakat
bahwa Nabi Musa ‘alaihissalam saat kecilnya diasuh oleh Fir’aun, lalu saat
besarnya dia melawan Fir’aun yang saat itu berbuat zalim sampai-sampai
menganggap dirinya tuhan.
Musa
berkata: "Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara
keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal." Fir'aun berkata:
"Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan
menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan." (Q.S. Asy-Syu’araa’ :
28-29)
Kesombongannya, ketamakannya, kekejamannya membuat banyak
orang takut terhadap Fir’aun, akan tetapi Nabi Musa ‘alaihissalam bersama
saudaranya Nabi Harun ‘alaihissalam mendapat tugas dari Allah untuk mendakwahi
Fir’aun agar kembali ke jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah di dalam
Taurat.
Pergilah
kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua
lalai dalam mengingat-Ku; Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia
telah melampaui batas; (Q.S. Thaahaa : 42-43)
Untuk membuktikan kerasulan Nabi Musa ‘alaihissalam, Allah
‘Azza Wa Jalla mengaruniakannya 9 buah mukjizat, dan salah satunya adalah
tongkat beliau. Pada tulisan ini akan dibahas sedikit mengenai tongkat Nabi
Musa ‘alaihissalam di dalam Al-Quranul Karim.
Beberapa fungsi
tongkat Nabi Musa ‘alaihissalam
Berkata
Musa: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun)
dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain
padanya." (Q.S. Thaahaa : 18)
Salah satu fungsi tongkat Nabi Musa ‘alaihissalam adalah
digunakan untuk berbagai keperluan, salah satunya adalah untuk memukul daun
untuk memberi makan kambing beliau ‘alaihissalam.
Tongkat Nabi Musa
‘alaihissalam berubah menjadi ular
Saat Fir’aun berhadapan dengan Nabi Musa ‘alaihissalam,
Fir’aun pun menantang Nabi Musa ‘alaihissalam untuk membuktikan kebenaran
ajaran yang beliau bawa.
Fir'aun
berkata: "Datangkanlah sesuatu (keterangan) yang nyata itu, jika kamu
adalah termasuk orang-orang yang benar." (Q.S. Asy-Syu’araa’ : 31)
Maka Allah mewahyukan kepada Nabi Musa ‘alaihissalam untuk
menjatuhkan tongkatnya
Dan
Kami wahyukan kepada Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!." Maka
sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. (Q.S. Al-A’raaf
: 118)
Lalu Nabi Musa ‘alaihissalam pun menjatuhkan tongkat beliau
yang berada di tangannya.
Maka
Musa melemparkan tongkatnya, lalu tiba-tiba tongkat itu (menjadi) ular yang
nyata. (Q.S. Asy-Syu’araa’ : 32)
Di ayat lain,
Maka
Musa menjatuhkan tongkat-nya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular
yang sebenarnya. (Q.S. Al-A’raaf : 107)
Tongkat Nabi Musa ‘alaihissalam pun memakan semua tongkat para
penyihir Fir’aun yang disihir seolah-olah tampak seperti ular,
Kemudian
Musa menjatuhkan tongkatnya maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka
ada-adakan itu (Q.S. Asy-Syu’araa’ : 45)
Maka para tukang sihir Fir’aun pun takjub dan langsung
bersujud seraya berserah diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Maka
tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud (kepada Allah), mereka berkata:
"Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, (yaitu) Tuhan Musa dan
Harun." (Q.S. Asy-Syu’araa’ : 46-48)
Tongkat Nabi Musa
‘alaihissalam membelah lautan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan Nabi Musa
‘alaihissalam untuk pergi bersama orang-orang yang beriman bersamanya pada
malam hari.
Dan
Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: "Pergilah di malam hari dengan
membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan
disusuli." (Q.S. Asy-Syu’araa’ : 52)
Fir’aun yang mengetahui hal tersebut pun berusaha mengejar
Nabi Musa ‘alaihissalam bersama umatnya, sampai-sampai umat Nabi Musa
‘alaihissalam berkata bahwa Fir’aun akan menyusuli mereka.
Maka
setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa:
"Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul." (Q.S. Asy-Syu’araa’ :
61)
Tapi Nabi Musa ‘alaihissalam percaya janji
Allah adalah benar bahwa Allah akan senantiasa bersamanya, dan dengan kebulatan
tekat Nabi Musa ‘alaihissalam meyakinkan umatnya,
Musa
menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku
besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku." (Q.S. Asy-Syu’araa’
: 62)
Lalu Allah pun mewahyukan kepada Nabi Musa ‘alaihissalam
untuk memukul lautan dengan tongkatnya, sehingga dengan izin Allah lautan tersebut
terbelah begitu besar.
Lalu
Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu."
Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang
besar. (Q.S. Asy-Syu’araa’ : 63)
Maka Nabi Musa ‘alaihissalam bersama umatnya pun melintasi
lautan tersebut dengan keselamatan yang diberikan Allah Ta’ala.
Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang
yang besertanya semuanya. (Q.S. Asy-Syu’araa’ : 65)
Ketika Nabi Musa ‘alaihissalam dan umatnya
sudah melewati lautan itu, maka Allah sengaja membiarkan lautan tersebut tetap
terbelah lalu ketika Fir’aun dan bala tentaranya sudah tiba di lautan tersebut,
maka Allah pun menutup lautan itu kembali dan alhasil Fir’aun dan bala
tentaranya pun ditenggelamkan Allah Ta’ala.
dan
biarkanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara yang
akan ditenggelamkan." (Q.S. Ad-Dukhaan : 24)
Pada saat itu barulah Fir’aun meyakini bahwa ajaran Nabi
Musa ‘alaihissalam adalah benar dan meyakini bahwa Tuhan yang berhak disembah
adalah Allah ‘Azza Wa Jalla
Dan
Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun
dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga
bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya
bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan
saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (Q.S. Yunus
: 90)
Akan tetapi Allah tidak menerima taubatnya,
Apakah
sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak
dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Yunus : 91)
Dan Allah menjadikan tubuhnya tetap utuh sampai saat ini
agar menjadi pelajaran bagi orang-orang sesudahnya.
Maka
pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia
lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (Q.S. Yunus : 92)
Dan jasad Fir’aun saat ini dapat kita lihat
di museum Mesir. Ini adalah salah satu tanda kebenaran Al-Quran dan tidak ada
keraguan kepadanya.
Itulah penjelasan singkat beberapa hal
mengenai tongkat Nabi Musa ‘alaihissalam. Sudah seharusnya kita mengambil
banyak hikmah dan pelajaran dari kisah Nabi Musa ‘alaihissalam di dalam
Al-Quran, salah satunya adalah bahwa orang yang berada di jalan Allah akan
menang dan akan diselamatkan Allah dengan cara Allah, sedangkan orang yang
ingar akan kalah dan Allah menyediakan azab baginya.
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment