Bagi Yang Mandul Apakah Masih Bisa Mempunyai Anak? |
Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah Tuhan yang menjadikan umat
manusia berpasang-pasangan dan berkembang biak. Allah Tabaraka Wa Ta’ala
menganugerahkan seorang anak kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Allah yang
menciptakannya, Allah pula yang menjaganya dan kepada Allah pula tempat
kembalinya. Allah pulalah yang menetapkan sebuah pasangan memiliki seorang anak
ataukah tidak.
Kepunyaan
Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia
memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan
anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan
kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan
Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S. Asy-Syuura : 49-50)
Bagi orang-orang yang dikaruniai anak maka patut dia
bersyukur kepada Allah dan mendidik anaknya itu agar menjadi anak yang
sholih/sholihah. Sedangkan bagi orang-orang yang belum dikaruniai anak maka dia
harus mensyukuri keadaannya dan tetap dalam kesabaran. Tidak ada lagi yang
lebih baik dibandingkan bersyukur. Dengan bersyukur, nikmat akan ditambah dan
kita tidak akan pernah merasa kekurangan.
Dan (ingatlah
juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Q.S. Ibrahim : 7)
Tapi sayang sekali, ketika sebuah pasangan belum dikaruniai
seorang anak maka dia patah semangat, marah dan menyalahkan Allah Ta’ala. Itu
adalah tindakan yang tidak perlu dilakukan. Bersabarlah, mohonlah kepada Allah
dan jangan pernah berhenti berharap kepada Allah Jalla Jalaluh.
Banyak di antara kita yang bertanya-tanya, “Apakah orang
yang mandul masih bisa mempunyai anak?” Memang secara ilmu kedokteran itu tidak
bisa, akan tetapi apakah itu berlaku bagi Allah? Mari kita buka Al-Quran, di
sana kita akan jumpai kisah Nabi Zakariyya ‘alaihissalam bagaimana dia memohon
keturunan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ia
berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah
ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya
Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang
isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau
seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub;
dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai." (Q.S. Maryam : 4-6)
Nabi Zakariyya itu sudah sangat tua, sudah beruban, ditambah
lagi istrinya mandul. Apakah dia menyerah kepada Allah? Apakah dia marah-marah
kepada Allah? Nabi Zakariyya amat peyabar dan tidak pernah berhenti memohon
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bahkan Allah Ta’ala memujinya.
yaitu
tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. (Q.S. Maryam : 3)
Meskipun tidak dikaruniai anak, Zakariyya dan istrinya tidak
pernah mengurangi ketaatannya kepada Allah. Mereka tetap patuh dan bersabar
dengan ketetapan Allah Jalla Jalaluh. Maka berkat kesabaran dan ketaatan
mereka, Allah pun mengabulkan doa mereka.
Hai
Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh)
seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan
orang yang serupa dengan dia.
Nabi Zakariyya bertanya kepada Allah bagaimana caranya
Zakaria
berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku
adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur
yang sangat tua." (Q.S. Maryam : 8)
Tapi Allah menjawab itu sangat mudah
bagi-Nya.
Tuhan
berfirman: "Demikianlah." Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah
bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di
waktu itu) belum ada sama sekali." (Q.S. Maryam : 9)
Lalu apa kesimpulannya dari kisah Nabi
Zakariyya itu? Meskipun sudah tua bahkan mandul, tetapi kalau Allah memang
menghendaki seseorang itu mempunyai anak maka tidak seorangpun dapat
menghalanginya. Bagi Allah menetapkan seseorang itu mempunyai anak sangat
mudah. Bagi Allah menciptakan seseorang itu sangat mudah sekali. Lihat saja
bagaimana ‘Isa ‘alaihissalam lahir tanpa seorang ayah, itu sangat mudah bagi
Allah. Allah cukup mengatakan “kun” maka pastilah terjadi sesuai dengan yang
dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya
misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya:
"Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (Q.S. Ali ‘Imran : 59)
Jangan pernah berhenti memohon kepada Allah, jangan pernah
berhenti berdoa kepada Allah, jangan pernah menyerah. Allah memanggil kita.
Allah menyuruh kita agar jangan pernah berhenti berharap dan memohon
kepada-Nya. Dia akan mengabulkan permohonan kita.
Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran. (Q.S. Al-Baqarah : 186)
Jadi bagi yang belum mempunyai anak, meskipun sudah tua,
sudah beruban bahkan yang mandul, jangan pernah berhenti berusaha dan berdoa
kepada Allah. Serahkan semua kepada Allah Ta’ala. Allah tidak pernah
mengecewakan kita dan pasti memberikan yang terbaik untuk kita.
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment