Kisah Nabi Zakariyya Meminta Keturunan

Kisah Nabi Zakariyya Meminta Keturunan
Kisah Nabi Zakariyya Meminta Keturunan
Nabi Zakariyya adalah salah seorang nabi utusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala di muka bumi ini. Beliau masih kerabat dekat dari ‘Imran dan Maryam. Nabi Zakariyya adalah salah satu orang yang kisahnya diceritakan Al-Quran. Di dalam Al-Quran dikisahkan mengenai Nabi Zakariyya yang berdoa meminta dikaruniakan seorang anak. Kisahnya disebut dalam Surah Ali ‘Imran, Surah Maryam dan Surah Al-Anbiyaa’.

Allah membuka surah Maryam dengan kisah Nabi Zakariyya ‘alaihissalam.

(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakariyya, (Q.S. Maryam : 2)


Allah Ta’ala memuji Zakariyya yang berdoa dengan suara yang lembut.

yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. (Q.S. Maryam : 3)

Apa isi doa Nabi Zakariyya ‘alaihissalam kepada Allah?

Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai." (Q.S. Maryam : 4-6)

Di ayat lainnya,

Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa." (Q.S. Ali ‘Imran : 38)

Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 89)

Allah Ta’ala langsung memberikan kabar gembira kepada hamba-Nya itu bahwa akan lahir seorang putra yang bernama Yahya.

Hai Zakariyya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. (Q.S. Maryam : 7)

Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 90)

Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh." (Q.S. Ali ‘Imran : 39)


Tetapi Zakariyya bertanya kepada Allah bagaimana caranya dia bisa memperoleh anak itu sedangkan dia sudah sangat tua, beruban dan istrinya mandul.

Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua." (Q.S. Maryam : 8)

Tetapi Allah menjelaskan kepadanya bahwa itu mudah bagi-Nya.

Zakariya berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?." Berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya." (Q.S. Ali ‘Imran : 40)

Tuhan berfirman: "Demikianlah." Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali." (Q.S. Maryam : 9)

Maka Nabi Zakariyya pun meminta tanda kepada Allah bahwa dia benar-benar akan dikaruniai seorang anak.

Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda." Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat." (Q.S. Maryam : 10)

Berkata Zakariya: "Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)." Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari." (Q.S. Ali ‘Imran : 41)

Setelah itu Zakariyya pun keluar dari mihrabnya munuju kaumnya

Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang. (Q.S. Maryam : 11)

Itulah kisah yang begitu indah tentang Nabi Zakariyya saat bermunajat memohon kepada Allah. Nabi Zakariyya tidak pernah mengeluh kepada Allah. Meskipun dia sudah tua dan istrinya mandul, tetapi dia tidak pernah seuzdon berdoa kepada Allah Jalla Jalaluh, mereka tetap berprasangka baik kepada Allah dan mereka siap menerima keputusan apa saja yang diberikan Allah. Nabi Zakariyya dan istrinya amat patuh dan taat kepada Allah, sehingga sebagai balasan kepatuhan mereka Allah pun mengaruniakan mereka seorang putra yang amat sholih, yaitu Yahya ‘alaihissalam yang juga seorang nabi.

Kisah ini mengajarkan kita banyak hal. Di antaranya adalah ketaatan kita kepada Allah tidak mengenal batasan, artinya dalam kondisi apapun kita harus tetap patuh kepada Allah dan jangan sampai berkurang sedikitpun. Selain itu, kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan hamba-Nya yang sholih, Allah tidak akan mengecewakan hamba-Nya yang senantiasa taat kepada-Nya.

Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik.  (Q.S. Al-Kahf : 30)

Kisah ini juga mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Kalau Allah menghendaki, sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Seseorang yang mandul bisa hamil dan seorang yang sangat tua bisa dikaruniai seorang anak.

Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. (Q.S. Al-Mu’min : 68)

Itulah penjelasan tentang kisah Zakariyya ‘alaihissalam meminta keturunan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla. Semoga tulisan ini menambah wawasan kita dan keimanan kita kepada Allah Tabaraka Wa Ta’ala.


Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment