Pada permulaan tahun 570 H, al-Kanz -penguasa dataran tinggi Mesir
melakukan pemberontakan. Ia menghimpun pengikutnya yang terdiri dari rakyatnya
sendiri, rakyat Sudan, Arab, dan lain-lain. Adalah seorang Emir dari
al-Shalahiyyah di dalam unit pasukannya -yang merupakan adik laki-laki dari
Raja Abu al-Hayja’ al-Samin- dibunuh oleh al-Kanz.
Pembunuhannya kemudian menjadi masalah serius bagi kakaknya yang
termasuk di antara pemimpin terbesar dan pemberani. Ia pun bergerak untuk
menuntut balas terhadap al-Kanz. Lalu Shalahuddin segera mengerahkan bersamanya
beberapa orang emir dan tentara yang banyak. Sampailah mereka ke kota Thawd.
Para pemberontak bersembunyi di kota kecil ini. Pasukan Shalahuddin pun
memerangi mereka hingga menang. Pihak pemberontak banyak yang terbunuh.
Mereka terhina setelah mengecap kejayaan. Mereka berhasil
ditaklukkan dan dikalahkan. Setelah urusan di Thawd diselesaikan, pasukan lalu
bergerak menuju al-Kanz. Dengan kesombongan dan sikap tiraniknya, al-Kanz
menolak menyerah. Ia pun akhirnya diperangi dan terbunuh bersama para
pengikutnya. Setelah kekalahan al-Kanz tersebut, kota ini menjadi tenang, dan
warganya pun merasa aman dan tenteram.
(Baca Juga : Penghafal Al-Quran Bukti Kebenaran Al-Quran)
Sumber : Salahuddin Al-Ayyubi karya Ibnu Al-Atsir
0 komentar:
Post a Comment