Tanda Kurung Pada Terjemahan Al-Quran |
Mungkin ada yang bertanya-tanya apa sebenarnya makna tanda
kurung pada terjemahan Al-Quranul Karim? Apakah ini membuktikan bahwa Al-Quran
berubah-ubah dan tidak terjaga keasliannya? Bukankah Allah Ta’ala telah menjaga
Al-Quran dari segala macam gangguan? Bukankah Al-Quran satu-satunya kitab yang
benar di muka bumi ini? Lalu apa sebenarnya maksud ada tanda kurung pada
terjemahan Al-Quran? Mari simak pada tulisan ini.
Satu-satunya fungsi dan tujuan adanya tanda kurung pada
terjemahan Al-Quran adalah memudahkan kita memaknai arti dari ayat-ayat
Al-Quran itu sendiri. Coba kita ambil contoh satu ayat,
Sesungguhnya
bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua
buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan):
"Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah
kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan
Yang Maha Pengampun." (Q.S. Saba’ : 15)
Kita bisa melihat banyak terjemahannya yang diberi tanda
kurung. Coba kita hilangkan tanda kurungnya,
Sesungguhnya
bagi kaum Saba' ada tanda di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di
sebelah kanan dan di sebelah kiri. "Makanlah olehmu dari rezki yang
Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. Adalah negeri yang baik dan adalah
Tuhan Yang Maha Pengampun." (Q.S. Saba’ : 15)
Tanpa adanya tanda kurung kita menjadi bingung apa maksud
ayat di atas. Maka dari itu para penterjemah Al-Quran menambahkan tanda kurung
dengan maksud mempermudah kita memahami artinya. Kalau saja tidak ada tanda
kurungnya maka sangat sulit sekali mengamalkan Al-Quran, bagi orang Arab
mungkin tidak berpengaruh karena Al-Quran dalam bahasa Arab, akan tetapi
bagaimana kalau kita tidak pandai bahasa Arab?
Memang benar, kata-kata di dalam tanda kurung pada
terjemahan Al-Quran sebenarnya tidak ada pada lafadz Al-Quran, akan tetapi
maksud ayat yang sebenarnya adalah itu. Meskipun ditambahi tanda kurung pada
terjemahan Al-Quran akan tetapi itu tidak mengurangi keotentikan dan keaslian
Al-Quran, karena yang ditambahi tanda kurung adalah pada terjemahannya, bukan
pada bahasa Al-Quran nya. Maka dari itu justru kita sepatutnya berterima kasih
kepada para penterjemah Al-Quran yang mengerahkan semua kemampuan dan ilmunya
dalam menerjemahkan Al-Quran. Perlu untuk diketahui bahwa tidak sembarang orang
dapat menerjemahkan Al-Quran, dibutuhkan ketekunan dan ilmu yang tinggi dalam
bahasa Arab baru bisa menerjemahkan Al-Quran.
Banyak sekali orang-orang kafir terutama saya lihat di
website-website misionaris Kristen terlalu mempermasalahkan tanda kurung ini
karena mereka menganggap bahwa ini membuktikan Al-Quran telah dirubah. Mereka
melakukan itu karena kebodohan ilmunya dan sok tahunya tentang Al-Quran. Sedangkan
mereka tidak memperhatikan Alkitab mereka, banyak ayat-ayat yang terdapat tanda
kurung dan bahkan dihilangkan, sehingga yang sebenarnya pada teks aslinya tidak
ada ayat itu malah dijadikan seolah-olah ada. Misalnya ayat ini,
Ketika Yesus memulai
pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan
orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, (Lukas 3 : 23)
Sebenarnya pada terjemahan sebelumnya bagian “menurut
anggapan orang” ada tanda kurungnya, yaitu “(menurut anggapan orang)”, akan
tetapi mereka (para penerjemah Alkitab) menghilangkan tanda kurungnya dan
tampak seolah-olah itulah yang ada pada teks aslinya. Ini baru yang dinamakan
ayatnya telah diubah dan ini sudah terjadi sejak dari awalnya sehingga bisa
dikatakan ini adalah penyakit yang terus menular.
Itulah pembahasan mengenai apa sebenarnya maksud dari tanda
kurung pada terjemahan Al-Quran. Tanda kurung yang ada pada terjemahan Al-Quran
bermaksud untuk memudahkan kita memahami ayat-ayat Al-Quran. Karena sebenarnya
tambahan tanda kurung pada terjemahan Al-Quran memang yang dimaksud ayat itu,
akan tetapi pada teksnya tidak ada karena memang begitulah bahasa Arab dan
bahasa Al-Quran yang diwahyukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kita tidak
boleh membuat terjemahan sendiri dan mengurangi apalagi mengubah-ubah isi
Al-Quran. Meskipun begitu Al-Quran tetap menunjukkan keasliannya sampai saat
ini, ini merupakan salah satu janji Allah Ta’ala bahwa Dia akan menjaga
Al-Quran dari segala macam kecacatan termasuk perubahan. Akan tetapi masih
banyak juga orang yang menaruh dendam dan tidak memperdulikan Al-Quran. Semoga
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberi mereka hidayah sehingga mereka menjadi cinta
terhadap Al-Quran dan mentaati segala yang ada di Al-Quran.
Semoga bermanfaat.
ssss
ReplyDeletebagaimana dengan Surah 9:31
ReplyDelete31. Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah [639] dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam,
31. Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah [639] dan Al Masih putera Maryam,
setelah tanda kurung dibuang kalimatnya menjadi
bukankah atinya tuhan itu adalah Allah dan Al masih putra maryam ....???
ini membuktikan tanda kurung bisa merubah makna anda terbukti salah ...!!!!
31. Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah [639] dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam,
DeleteSetelah tanda kurung dihilangkan maka kalimatnya menjadi
31. Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan Al Masih putera Maryam,
atinya “ tuhan itu adalah Allah dan Al masih putra maryam ...!! “
ini membuktikan tanda kurung bisa merubah makna anda terbukti salah dan bebohong...!!!!
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan Al Masih putera Maryam, oni ayat yg menjelaskan apa yg di lakukan kaum yahudi dulu.bukan al-quran mejelas kan ke muslim memperjuangkan isa, dan satulagi anda menghilangkan sambungan ayat nya.
Deletemohonkan saya berkongsi pengetauhan.
ReplyDeleteSesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun." (Q.S. Saba’ : 15)
ayat-ayat dalam Al-Quran penuh dengan perumpamaan seharusnya dihayati.
kebun diumpama pada harta. sebelah kiri diumpama pada buruk, susah, kurang, miskin. sebelah kanan diumpama pada baik, senang, banyak, kaya. segalanya datang dari ALLAH S.W.T dan haruslah bersyukur, itulah penghuni yang baik. Panjang lagi tetapi saya gantungkan sini sahaja.