Apakah Murka Allah Selamanya? |
(Baca Juga : Pada Mulanya Firman Membuktikan Yesus Tuhan?)
Sudah sebaiknya orang-orang Kristen belajar mengenai Alkitab mereka dan bagaimana kesalahan serta kontradiksi yang terdapat di dalamnya. Semoga dengan itu mereka sadar dan hidayah lebih masuk ke dalam hati mereka. Pada tulisan kali ini saya akan membahas kontradiksi kesekian kalinya yang terdapat di dalam Alkitab. Simak tulisan ini dengan teliti dan menyeluruh.
Siapakah Allah
seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari
sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk
seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia? (Mikha 7 : 18)
Dan bertentangan dengan ayat yang satu ini,
Engkau terpaksa lepas
tangan dari milik pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan membuat
engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam
murka-Ku api telah mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."
(Yeremia 17 : 4)
Kedua kitab tersebut berasal dari Perjanjian Lama dan
terdapat kontradiksi di dalamnya. Apakah kontradiksinya? Kontradiksinya adalah
apakah Allah murka selamanya ataukah tidak. Menurut kitab Mikha pasal 7 ayat
ke-18 disebutkan bahwa Allah mengampuni dosa yang tidak bertahan dalam
murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia. Sedangkan
menurut kitab Yeremia pasal 17 ayat ke-4 disebutkan bahwa “sebab dalam murka-Ku
api telah mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya.” Jadi, apakah murka
Tuhan berlaku selamanya apakah tidak? Kalau di dalam Al-Quran sudah jelas bahwa
Tuhan mengampuni dosa dan kesalahan para hamba-Nya.
Dan
Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan
kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan, (Q.S. Asy-Syuura :
25)
Akan tetapi jikalau kita merujuk Alkitab? Mana ayat yang
kita pakai? Apakah Mikha ataukah Yeremia? Karena kedua-keduanya menurut orang
Kristen adalah firman Tuhan. Tapi apakah firman Tuhan saling bertentangan dan
berkontradiksi? Tentu saja tidak. Tuhan tidak mungkin mewahyukan firman yang
berbeda, terlebih lagi menurut anggapan orang Kristen bahwa penulisan Alkitab
diilhami oleh Roh Kudus. Apakah Roh Kudus yang dianggap Tuhan oleh orang
Kristen salah dalam mewahyukan? Ataukah memang ini bukanlah firman Tuhan?
Apapun alasan yang digunakan akan menunjukkan kekurangan dan kelemahan Alkitab.
Meskipun alasannya adalah naskah yang rusak atau kekhilafan para penulisnya.
Karena jika memang Alkitab firman Tuhan pasti Tuhan menjaganya, jika tidak
berarti bukanlah firman Tuhan. Simple bukan?
Untuk itulah saya mengajak kepada segenap orang-orang
Kristen untuk masuk ke dalam agama Islam, agama yang tidak terdapat kecacatan
dan kelemahan sedikit pun. Agama yang benar dan agama yang sempurna. Agama yang
sudah ditakdirkan Tuhan menang atas segala agama yang ada di muka bumi ini.
Karena untuk apa kita menganut suatu agama ataupun kepercayaan yang sudah jelas
kesalahannya? Kita hidup di dunia ini untuk menganut suatu akidah yang benar,
yang tidak ada kesalahan dan tidak ada keraguan sedikit pun. Kita tidak bisa
hanya mengandalkan iman untuk memperoleh suatu kebenaran, akan tetapi juga
harus bisa dibuktikan secara ilmiah dan penalaran logika. Misalnya seseorang
tidak bisa hanya mengandalkan imannya saja ketika mengatakan 2 + 2 = 5. Jika
memang salah, maka ikutilah yang benar, yaitu 2 + 2 = 4. Jadi, apakah kalian
masih menganut kepercayaan yang salah atau yang benar?
Semoga Allah menuntun orang-orang Kristen masuk ke dalam
agama Islam yang sempurna.
0 komentar:
Post a Comment