Pentingnya Menepati Janji Apabila Berjanji |
Kita pasti pernah berjanji dengan seseorang. Perjanjian itu
bisa dalam bentuk apapun. Bisa saja perjanjian untuk melakukan sesuatu,
perjanjian untuk berjumpa, perjanjian untuk memenuhi undangan ataupun lainnya. Ketahuilah
menepati janji adalah kewajiban. Kalau memang kita rasa kita tidak mampu
menepati suatu janji maka janganlah berjanji. Maka dari itu kalau kita hendak
berjanji ada baiknya difikirkan terlebih dahulu, apakah bisa dipenuhi ataukah
tidak. Pentingnya menepati janji disebutkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala di dalam
Al-Quran, di antaranya adalah,
Dan
orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (Q.S.
Al-Ma’arij : 32)
Di ayat lain juga disebutkan dengan bunyi
yang serupa,
Dan
orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (Q.S.
Al-Mu’minuun : 8)
(Baca Juga : Begitu Cintanya Nabi Kepada Kita)
Keutamaan menepati janji disebutkan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala dalam firman-Nya,
Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Al-Baqarah
: 177)
Berhati-hatilah dalam berjanji, kalau tidak
mampu memenuhinya maka kita bisa tergolong ke dalam orang yang munafik. Karena
salah satu tanda orang munafik adalah apabila berjanji maka dia tidak
menepatinya.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ta’ala ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara tanda munafik ada tiga : jika berbicara,
dusta; jika berjanji, tidak menepati; jika diberi amanat, ia khianat.”
(HR. Muslim no. 59)
(Baca Juga : Apakah Pacaran Haram?)
Lalu bagaimana kalau kita ingin berjanji tetapi tidak yakin
100% bisa memenuhinya? Al-Quran memberikan solusi kepada kita.
Dan
jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan
mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah".
Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan
Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada
ini." (Q.S. Al-Kahf : 23-24)
Jadi kalau kita ingin berjanji tetapi takut tidak mampu
menepatinya maka katakanlah kepadanya “Insya Allah” artinya “Jika Allah
menghendaki.” Inilah sikap seorang muslim sesungguhnya. Dalam keadaan apapun
saat berjanji maka hendaklah kita mengucapkan “Insya Allah”, karena segala
sesuatu itu terjanji dengan izin-Nya.
Allah-lah
yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan
seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan mudah-mudahan
kamu bersyukur. (Q.S. Al-Jaatsiyah : 12)
Dan
sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang
tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu
mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang
perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah
orang-orang yang berpegang kepada yang batil. (Q.S. Al-Mu’min : 78)
Jadi begitu pentingnya menepati janji ini sampai-sampai
dibahas lengkap di dalam syariat Islam, baik di Al-Quran maupun Hadits. Untuk
itu mari kita jaga baik-baik apabila berjanji dan memikirkan matang-matang
jikalau hendak berjanji. Karena ketahuilah Allah Ta’ala Melihat kita, Dia tahu
kita menepati janji kita ataupun berusaha mengingkari janji.
(Baca Juga : Mukjizat Nabi Musa di Al-Quran)
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment