Kenapa Allah Menyebut Diri-Nya Aku, Dia, Kami dan Allah? |
Kalau kita membaca Al-Quran pasti kita pernah melihat Allah
menyebut diri-Nya dengan berbagai sebutan, terkadang Allah ‘Azza Wa Jalla
menyebut diri-Nya dengan Aku, Dia, Kami dan terkadang juga dengan “Allah”,
misalnya di suatu ayat Al-Quran yang mana Allah berfirman “Aku hendak..” atau
“Dia menciptakan…” atau “Kami menghendaki..” atau “Allah hendak…”. Pasti kita
pernah melihat dan mendengar hal itu.
Tidak sedikit pula di antara kita yang salah faham tentang
maksud dari penyebutan Allah tersebut. Ada yang mengatakan ketika Allah
menyebut diri-Nya dengan sebutan “Kami” maka itu menunjukkan Allah lebih dari
satu. Di antara orang yang berfikir demikian adalah orang-orang non muslim. Ada
yang mengatakan saat Allah menyebut diri-Nya dengan “Allah” atau “Dia” itu
maksudnya bukan Allah yang berfirman, tetapi itu perkataan Nabi Muhammad yang
menyebutkan tentang Allah atau bisa jadi orang lain. Ini jelas adalah persepsi
dan pemahaman yang salah.
(Baca Juga : Ayat Al-Quran Tentang Sakit)
Ketika Allah menyebut diri-Nya dalam berbagai bentuk
sebutan, entah itu dengan sebutan “Allah”, “Dia”, “Kami”, “Aku” atau yang
lainnya itu maksudnya adalah Allah itu sendiri. Meskipun secara logika kata
“Dia” itu adalah kata ganti orang kedua, sedangkan kata “Kami” adalah bentuk
kata majemuk. Tetapi kita tidak bisa menggunakan pemahaman manusia dengan pemahaman
Allah Yang Maha Luas. Allah memiliki cara-Nya tersendiri dalam menyebut
diri-Nya Yang Maha Suci. Selain itu kita juga tidak bisa melihatnya dari segi
bahasa Indonesia, Inggris maupun bahasa lainnya. Kita harus melihat Al-Quran
dari segi bahasa Arab. Kalau kita hendak memahami Al-Quran maka kita harus
belajar bahasa Arab atau lihat penjelasan para ‘ulama yang memang ahli
Al-Quran.
Kalau misalnya banyak yang hendak mengomentari segi bahasa
Al-Quran maka dia pasti bukan orang Arab ataupun ahli bahasa Arab. Karena tidak
ada satupun orang Arab baik itu muslim ataupun nonmuslim dari zaman dulu sampai
sekarang yang mengomentari bahasa Al-Quran. Apalagi kalau membahas sebutan
Allah di Al-Quran, tidak ada satu orang Arabpun yang mempermasalahkannya.
Tapi masih ada di antara kita yang bertanya-tanya kenapa
Allah menyebut diri-Nya berbeda-beda, kadang dengan “Allah”, kadang dengan
“Aku”, kadang dengan “Kami” dan lain sebagainya? Jawabannya ada di dalam Surah
Al-Anbiyaa’
Dia
tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.
(Q.S. Al-Anbiyaa’ : 23)
Jadi Allah tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya,
Allah tdaik ditanya tentang apa yang Dia lakukan atau yang Dia firmankan di
Al-Quran. Karena apa? Karena Dia berbuat sesuai dengan apa yang
dikehendaki-Nya.
Dan
kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi
Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah
kamu kerjakan. (Q.S. An-Nahl : 93)
(Baca Juga : Benarkah Islam Agama Teroris?)
Sebagai penjelasan kami memberikan ayat-ayat
Al-Quran yang menunjukkan bahwa Allah menyebut diri-Nya dalam berbagai variasi
penyebutan.
“AKU”
Sesungguhnya
hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya
tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. (Q.S. Thaahaa : 15)
Dan
biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan
itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang
sebentar. (Q.S. Al-Muzzammil : 11)
“DIA”
Dia-lah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al-Baqarah : 29)
Dan Dialah
yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan
(menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah
bagi-Nya. Dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Ar-Ruum : 27)
“KAMI”
Kemudian
Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami
iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil
dan Kami jadikan dalam hati orang- orang yang mengikutinya rasa santun
dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami
tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang
mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak
memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan
kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara
mereka orang-orang fasik. (Q.S. Al-Hadiid : 27)
Apakah
mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami
binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan
kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami
berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami
jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan
mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka
generasi yang lain. (Q.S. Al-An’aam : 6)
“ALLAH”
Sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Baqarah
: 173)
Telah
pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar
disegerakan (datang) nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang
mereka persekutukan. (Q.S. An-Nahl : 1)
Itulah penjelasan seputar penyebutan Allah, apa saja
penyebutan yang dimaksudkan kepada Allah maka itu maksudnya adalah Allah itu
sendiri, bukan berarti Allah itu lebih dari satu ataupun bukan berarti itu
bukan firman Allah. Semua yang ada di Al-Quran itu adalah murni 100% firman
Allah Subhanahu Wa Ta’ala tanpa keraguan sedikitpun. Jadi di Al-Quran Allah
memang menyebut diri-Nya dalam berbagai bentuk sebutan. Bahkan terkadang Allah
menyebut diri-Nya dengan sebutan “Tuhan”, “Tuhanmu”, “Tuhan mereka”. Jadi itu
semua sebenarnya ditujukan kepada Allah saja, namun dalam berbagai variasi.
Justru di sinilah tampak Maha Luasnya Ilmu Allah dan Maha Hebat-Nya Dia.
(Baca Juga : Ayat Al-Quran Tentang Ilmu Geografi)
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment