Benarkah Para Habib Keturunan Nabi?

Benarkah Para Habib Keturunan Nabi?
Benarkah Para Habib Keturunan Nabi?
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang wajib kita cintai dibandingkan cinta kita kepada apapun termasuk diri kita sendiri. Jadi cinta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam harus kita dahulukan daripada kepada orang tua, pasangan, bahkan diri kita sendiri. Jadi yang pertama harus dicintai adalah Allah dan yang kedua adalah Rasul-Nya Muhammad bin ‘Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita juga harus mencintai keluarga, para sahabat dan keturunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Itu wajib bagi kita umat Islam sebagaimana perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

(Baca Juga : Pesan Al-Quran Terhadap Pecinta Musik)

Pada tulisan kali ini kita akan membahas suatu hal yang sangat menarik yaitu apakah para habib keturunan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam? Jawabannya sederhana. Jika memang seorang habib itu secara nasab keturunannya memang bersambung sampai kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia adalah keturunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jadi yang harus kita lihat itu jalur nasabnya, entah mungkin dari ayah atau ibunya apakah bersambung sampai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam atau tidak. Sehingga meskipun dia bukan seorang habib tetapi jalur nasabnya memang bersambung dan terhubung sampai Muhammad bin ‘Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka dia adalah keturunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Tetapi kalau kita lihat saat ini secara umum memang para habaib baik itu di Indonesia maupun di luar Indonesia memang nasabnya bersambung sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, artinya memang mereka itu keturunan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara para habib yang memang jelas nasabnya bersambung sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Habib Mundzir Al-Musawa, Habib Rizieq (ketua FPI), Habib Hasan bin Jafkar Assegaf, Habib Ali Al-Jufri dan Habib Umar bin Hafidz. Kalau kita lihat memang jalur nasabnya bersambung sampai Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentu ini adalah keutamaan besar bagi orang-orang yang memang memiliki jalur nasab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun sudah terpaut ratusan tahun.


Tetapi siapapun dia sekalipun dia keturunan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, itu tidak menjadikan dia itu manusia suci yang bebas dari kesalahan dan semua tindakan dia menjadi pedoman kita. Jadi hal itu tidak boleh menjadikan kita mengkultuskan para habaib ataupun keturunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya. Apalagi dia bukanlah seorang nabi yang ma’shum dan tentu saja bukan makhluk yang sempurna. Akan tetapi selagi tindakan dia memang sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, selama dia punya dalil yang kuat dan nash yang sahih maka wajib bagi kita mengikutinya. Sebaliknya, jika ada tindakan maupun perbuatannya yang tidak sesuai dengan Al-Quran dan sunnah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka kita harus meninggalkannya.

Layaknya keturunan orang yang sangat mulia, maka para habaib tentu mendapat sorotan banyak umat dari berbagai kalangan. Maka dari itu tentu saja harapan kita semua agar para habaib memang menunjukkan sikap mereka yang sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saya tidak mencap para habaib itu salah dan menuduh mereka tidak sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi saya hanya berdoa dan berharap agar mereka kiranya bisa menjadi panutan kita, ‘ulama kita dan pembimbing kita sesuai syariat Islam yang benar. Saya juga tidak mengatakan semua yang diucapkan para habaib itu benar, karena namanya juga manusia biasa tentu saja pernah melakukan khilaf. Jadi tindakan mereka yang benar wajib kita ikuti, kalau ada tindakan mereka yang salah kita juga tidak boleh mencap mereka orang jahat atau semisalnya, karena mereka juga manusia biasa yang wajar saja melakukan kesalahan, jadi kalau ada perbuatan mereka yang salah maka ada baiknya kita menasehati mereka. Maka dari itu mari kita ikuti Al-Quran dan Hadits agar kita tetap berada di dalam syariat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang benar.


Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment