Allah Menyeru Ahli Kitab di Al-Quran |
Allah Tabaraka Wa Ta’ala sering sekali menyebut “Ahli Kitab”
di dalam Al-Quran. Mungkin di antara kita masih belum mengetahui siapakah Ahli
Kitab yang dimaksud Al-Quranul Karim. “Ahli Kitab” yang dimaksud Al-Quran adalah
orang-orang Yahudi dan Nasrani (Kristen). Mereka disebut Ahli Kitab karena
Allah Ta’ala telah memberikan mereka Kitab Taurat kepada Yahudi dan Injil
kepada Nasrani (Kristen).
Tetapi tidak semua penyebutan Ahli Kitab itu merujuk kepada
orang Yahudi sekaligus orang Nasrani. Ada di suatu, ayat Allah menyebut Ahli
Kitab dengan konteks maksudnya adalah kaum Bani Quraizhah yang beragama agama
Yahudi. Hal itu sebagaimana yang disebutkan pada ayat ini,
Dan
Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu
golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia
memesukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebahagian mereka kamu bunuh dan
sebahagian yang lain kamu tawan. (Q.S. Al-Ahzaab : 26)
Tetapi secara umum penyebutan Ahli Kitab itu dimaksudkan
untuk orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Orang-orang
kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka)
tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang
nyata, (Q.S. Al-Bayyinah : 1)
Dan
sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus)
kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka kedalam
surga-surga yang penuh kenikmatan. (Q.S. Al-Maa’idah : 65)
Apakah masih ada Ahli Kitab sampai saat ini? Tentu saja
masih ada. Siapa saja yang beragama Yahudi dan Nasrani (Kristen) maka dialah
Ahli Kitab. Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai ayat-ayat
Al-Quran yang menyebutkan tentang Allah menyeru Ahli Kitab di dalam Al-Quran.
1
Hai
Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang)
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab
yang menerangkan. (Q.S. Al-Maa’idah : 15)
Yang dimaksud “Rasul Kami” pada ayat di atas
adalah baginda Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2
Hai
Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan
menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya? (Q.S. Ali ‘Imran : 71)
Ayat ini sebagai penjelasan bahwa Ahli Kitab
telah mengubah kitab mereka Taurat dan Injil, sehingga apa yang ada saat ini
bukanlah Taurat dan Injil yang asli karena sudah banyak terjadi
perubahan-perubahan karena ulah tangan mereka.
3
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang
tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali
Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah."
Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa
kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (Q.S. Ali
‘Imran : 64)
Ayat di atas adalah salah satu ayat yang
mengajurkan kita agar berdiskusi dengan Ahli Kitab, tetapi dengan syarat
menggunakan cara yang baik.
4
Hai
Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat
dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak
berpikir? (Q.S. Ali ‘Imran : 65)
Orang-orang Ahli Kitab mengatakan bahwa
Ibrahim adalah bagian dari agama mereka. Misalnya orang Nasrani beranggapan
bahwa Ibrahim adalah agama Nasrani dan orang Yahudi beranggapan bahwa Ibrahim
beragama Yahudi. Allah membantah mereka dengan menurunkan ayat ini, karena
secara logika Ibrahim itu lebih dahulu ada dibandingkan Taurat dan Injil yang
notabennya kitab yang diturunkan kepada Yahudi dan Nasrani.
5
Hai
Ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui
(kebenarannya). (Q.S. Ali ‘Imran : 70)
Ahli Kitab banyak sekali mengingkari ayat
Allah meskipun mereka tahu kebenarannya.
(Baca Juga : Dalil Al-Quran Wajibnya Mengikuti Muhammad)
6
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha
Menyaksikan apa yang kamu kerjakan?." (Q.S. Ali ‘Imran : 98)
Golongan Ahli Kitab banyak mengingkari ayat
Allah dan menyelewengkannya. Akan tetapi sepertinya mereka tidak sadar bahwa
Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu, atau bisa saja mereka tidak perduli
dengan itu.
7
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah
orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal
kamu menyaksikan?." Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu
kerjakan. (Q.S. Ali ‘Imran : 99)
Golongan Ahli Kitab banyak sekali yang ingin
menghalangi kita dari jalan Allah.
8
Hai
Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan
(syari'at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu
tidak mengatakan: "Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa
berita gembira maupun seorang pemberi peringatan." Sesungguhnya telah
datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu. (Q.S. Al-Maa’idah : 19)
Yang dimaksud “Rasul Kami” pada ayat di atas
adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan “rasul-rasul” adalah
rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
9
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman
kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang
diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang
yang fasik? (Q.S. Al-Maa’idah : 59)
Ahli Kitab memandang umat Islam salah, padahal umat Islam mengikuti
jalan kebenaran yang dibawa oleh baginda Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
10
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu." Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari
Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka;
maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu. (Q.S.
Al-Maa’idah : 68)
Wajib bagi Ahli Kitab beriman kepada
kitab-kitab Allah Ta’ala, termasuk Al-Quranul Karim.
11
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan
cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka
telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang
lurus." (Q.S. Ali ‘Imran : 77)
Ahli Kitab saat ini sudah hampir seluruhnya
tersesat dari jalan Allah. Mereka berlebih-lebihan dalam beragama. Misalnya
menuhankan ‘Isa ‘alaihissalam (bagi Nasrani) dan tidak memperdulikan lagi kitab
Taurat (bagi Yahudi).
12
Wahai
Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera
Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang
disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan:
"(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik
bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai
anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah
menjadi Pemelihara. (Q.S. An-Nisaa’ : 171)
Golongan Ahli Kitab saat ini sangat banyak sekali yang
melampaui batas dalam beragama. Sampai-sampai mereka tidak mentauhidkan Allah
lagi, menyekutukan Allah, tidak menjadikan Taurat dan Injil sebagai pedoman.
Terutama bagi Ahli Kitab Nasrani yang menuhankan ‘Isa dan mengatakan Allah itu
tiga (Allah, Yesus dan Roh Kudus).
Itulah pembahasan kita mengenai Ahli Kitab di Al-Quran.
Ayat-ayat di atas adalah salah satu bukti bahwa Allah begitu memperhatikan
hamba-Nya yang Ahli Kitab. Itu juga menjadi bukti bahwa kami umat Islam sangat
mencintai kalian. Dan itu juga menjadi bukti bahwa Al-Quran begitu peduli dan
perhatian kepada Ahli Kitab.
Semoga Allah memberi hidayah kepada teman-teman kita yang
Ahli Kitab agar masuk ke dalam Islam dan tetap istiqomah di jalan Allah
Tabaraka Wa Ta’ala yang benar.
0 komentar:
Post a Comment