Apakah Maryam Saudara Nabi Harun?


Apakah Maryam Saudara Nabi Harun?
Apakah Maryam Saudara Nabi Harun?

Banyak sekali tuduhan yang diberikan orang Kristen untuk membuktikan kesalahan Al-Quran. Berbagai tuduhan coba mereka lakukan agar keimanan umat Islam melemah dan berkurang. Cara yang paling sering biasanya menuduh kesalahan sains, kesalahan matematika dan kesalahan sejarah Al-Quran. Akan tetapi dari semua tuduhan itu tidak ada yang terbukti satu pun, sehingga semua tuduhan itu hanya omong kosong belaka. Akan tetapi itu wajar saja, namanya juga orang kafir yang selalu saja memperdebatkan ayat-ayat Allah ‘Azza Wa Jalla.

Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu. (Q.S. Al-Mu’min : 4)


Salah satu tuduhan yang mereka lakukan adalah dengan mengatakan bahwa Al-Quran menyebut Maryam itu saudaranya Nabi Harun. Mereka berdalih dengan ayat ini,

Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina", (Q.S. Maryam : 28)

Lalu bagaimana kami menanggapi hal ini? Pertama-tama yang ingin kami jelaskan adalah bahwa ayat itu bukanlah perkataan Allah, tetapi perkataan masyarakat yang menghina Maryam karena memiliki anak tetapi tidak memiliki suami. Perhatikanlah ayat sebelumnya,

Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. (Q.S. Maryam : 27)

Kita tidak tahu apakah maksud daripada kaumnya itu sebagai hinaan atau memang sebagai panggilan. Kalau sebagai hinaan itu bisa saja karena Maryam masih satu keturunan dengan Nabi Harun, sehingga orang-orang biasa menyebut seseorang dengan keturunannya. Kalau itu sebagai panggilan maka itu juga wajar saja karena kebetulan saudara Maryam itu namanya Harun, tetapi bukan Nabi Harun saudaranya Nabi Musa. Zaman Maryam dengan zaman Nabi Musa itu sangat jauh sekali jaraknya. Jadi kemungkinan kedua ini adalah yang lebih mendekati kebenaran, karena ada hadits yang memperkuat hal ini.

Dari Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Ketika aku tiba di Najran, penduduknya bertanya kepadaku, “Kalian membaca (Al-Quran), “Wahai saudara perempuan Harun”, padahal Musa hidup sebelum ‘Isa selama sekian dan sekian tahun.” Ketika bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam aku tanyakan hal itu dan beliau menjawab, “Sesunguhnya mereka biasa menamakan anak mereka dengan nama nabi dan orang-orang shalih yang hidup sebelum mereka.” (HR. Muslim)


Jadi memang kebetulan saudara Maryam itu ada namanya Harun sehingga wajar saja kaumnya memanggil Maryam dengan sebutan “saudara perempuan Harun”. Karena orang-orang zaman saat itu biasa menamakan anaknya dengan nama nabi dan orang sholih sebelum mereka. Jadi sudah jelaslah bahwa Maryam itu bukanlah saudaranya Nabi Harun karena jarak keduanya yang terpisah sekian ratus tahun.

Tuduhan orang Kristen tidak sampai di situ saja, mereka juga mengatakan, “Al-Quran tidak bisa membedakan Miryam saudara Harun dengan Maryam.” Memang di Alkitab disebutkan bahwa Amran itu memiliki 3 orang anak, yakni Musa, Harun dan Miryam. Sedangkan di Al-Quran menyebutkan bahwa ayah Maryam itu adalah ‘Imran. Secara kebetulan ayah Maryam itu memiliki kemiripan nama dengan nama ayah Nabi Musa. Tetapi hal ini tentu saja tidak bisa menjadi bukti kuat kesalahan Al-Quran, justru di situlah tampak kebodohan ilmu mereka.

Kesamaan nama seseorang dengan orang lainnya itu tidak bisa menjadi landasan kedua orang itu sama. Artinya nama boleh saja sama, tetapi orangnya belum tentu saja. Sama halnya seperti Yusuf tunangan Maria dengan Yusuf anak Yakub. Apakah mereka adalah orang yang sama? Tentu saja tidak. Memang keduanya memiliki nama yang sama, tetapi keduanya adalah orang yang berbeda. Hal Itulah yang terjadi dengan kasus Maryam saudaranya Harun dengan Miryam saudaranya Nabi Harun. Meskipun sama-sama “Harun” tetapi itu tidak membuktikan mereka adalah orang yang sama. Seperti yang disebutkan oleh Nabi Muhammad bahwa orang-orang dahulu biasa menamakan anak mereka dengan nama nabi atau orang sholih sebelum mereka. Bahkan tradisi itu masih tetap lestari sampai sekarang di berbagai belahan dunia. Misalnya seseorang bernama Adam. Apakah orang tersebut sama dengan Nabi Adam? Tentu saja tidak. Tentu saja orang yang mengatakan keduanya sama adalah orang yang sangat bodoh. Ada nama pemain tinju dunia Muhammad Ali, lantas apakah dia itu Nabi Muhammad dan Ali bin Abi Thalib? Tentu saja tidak.

Jadi sudah jelas bahwasannya saudara Maryam itu memang ada yang namanya Harun, tetapi bukan Nabi Harun. Nama mereka memang serupa, tetapi orangnya sangat berbeda. Bahkan keduanya terpaut sekian ratus tahun jaraknya. Dengan ini lagi-lagi Al-Quran tidak terbukti salah, baik dari segi sejarah maupun dari segi lainnya. Inilah Kitab yang tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang yang bertakwa.


Semoga Allah memberi hidayah kepada orang-orang Kristena agar masuk Islam.
Share on Google Plus

- Yusri Triadi

liputanalquran.com
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment